Agun Gunandjar Sudarsa, Sang Bapak Pemekaran Nasional: Dari Ciamis Hingga Kaltara
27 Agustus 2023
Berita Golkar - Sosok Agun Gunandjar Sudarsa merupakan figur senior Partai Golkar yang memiliki segudang pengalaman, kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan untuk menjadi inspirasi kepada generasi penerus perpolitikan tidak hanya untuk internal Partai Golkar, tetapi juga kancah perpolitikan tanah air.
Melalui wawancara eksklusif dengan redaksi Golkarpedia saat melakukan shooting konten youtube ‘Batagor - Bincang Tanya Seputar Golkar’ beberapa waktu lalu, pria yang akrab disapa Kang Agun ini mengungkapkan sedikit dari begitu luasnya pengalaman serta ilmu pengetahuan yang ia miliki, termasuk tentang makna kehidupan yang telah ia jalani selama ini.
“Sederhana sebetulnya buat saya. Saya hanya menjalani proses kehidupan sebagaimana adanya karena saya meyakini bahwa hidup sekadar perjalanan waktu. Kalau hidup itu dijalankan sebagaimana adanya, maka tanpa disadari setiap hari akan ada penambahan poin,” ungkap Agun Gunandjar Sudarsa.
Agun Gunandjar Sudarsa sudah duduk di kursi DPR RI selama 6 periode beruntun sejak tahun 1997 atau era awal reformasi. Ia tak menafikan bahwa reformasi merupakan pintu pembuka untuk dirinya dan pembaharuan bagi bangsa ini. Semangat reformasi pula yang mendorong seorang Agun Gunandjar Sudarsa berkiprah dan berkarya di kursi parlemen, DPR RI.
“Kami adalah pelaku sejarah amandemen, Pemilu pertama saya adalah ketua tim pembentukan UU Pemilu. Saya masih ingat ditugaskan oleh Pak Akbar Tandjung saat itu. Saya yang menyusun UU Pemilu. Selain itu saya juga terlibat dalam UU Kementerian Negara, UU Dewan Pertimbangan Presiden, soal pemekaran wilayah juga saya terlibat dan masih banyak lagi,” papar Wakil Ketua Umum Depinas SOKSI ini.
Mengenai pemekaran wilayah, Agun Gunandjar Sudarsa sepertinya layak disebut sebagai bapak pemekaran nasional. Ia adalah orang yang membumikan pemekaran dalam rangka mengupayakan pemerataan pembangunan. Pria kelahiran 13 November 1958 ini merupakan otak dari pemekaran Kalimantan Utara. Di Dapilnya, Kang Agun bahkan sosok sentral dari pemekaran Kabupaten Ciamis.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, AMPI Bali Gelar Konsolidasi Kader Mantapkan Pemenangan Partai Golkar
Persoalan pemekaran wilayah untuknya juga merupakan tugas seorang legislator atau wakil rakyat. Spirit kesejahteraan masyarakat yang telah terpatri di pundaknya membuatnya bersemangat untuk merumuskan pemekaran wilayah. Pada kasus pemekaran Ciamis misalnya, berangkat dari kesadaran anggaran pembangunan yang kecil untuk porsi wilayah yang luas, Kang Agun mencetuskan pelepasan beberapa kecamatan untuk jadi wilayah administratif tersendiri.
“Tugas seorang wakil rakyat itu kan ngurus rakyat. Sejak awal terpilih sebagai anggota DPR saya berangkat dari Ciamis. Ciamis ini saya lihat anggarannya, saya bagi dengan jumlah kecamatan dan penduduk, ini tidak akan mungkin sampai 20 tahun pun untuk mensejahterakan rakyatnya. Lalu bagaimana agar Kabupaten Ciamis ini bisa sejahtera? Dengan cara mengalokasikan anggaran yang mencukupi,” ungkap pemilik Rumah Cuklik ini.
“Karena anggarannya tidak cukup, maka langkah pertama sebelum Pangandaran saya mekarkan, tahun 2002 ada 4 kecamatan yang saya lepas untuk pemekaran Banjar, 10 tahun kemudian saya mekarkan 10 kecamatan di Ciamis jadi Kabupaten Pangandaran. Dulu uang sekepal biasa digunakan untuk wilayah seluas Ciamis, Banjar dan Pangandaran, sekarang Ciamis punya anggaran sendiri, Banjar dan Pangandaran pun demikian,” sambungnya lagi.
Baca Juga: Khawatir Polemik, Ahmad Doli Kurnia Pertanyakan Putusan MK Soal Kampanye di Lingkungan Pendidikan
Meski sudah 6 periode duduk di DPR RI dan memiliki karir politik yang terbilang paripurna, Agun Gunandjar Sudarsa mengaku masih memiliki satu hal yang ingin ia lakukan. Suami dari Lilis Sulaeha ini sangat ingin meninggalkan legacy baik terutama pada generasi muda Partai Golkar dan Indonesia.
“Ada satu hal yang ingin saya lakukan. Saya maju di Pemilu 2024 kali ini ingin 5 tahun ke depan memberikan legacy, mengingatkan pada yang muda, agar jangan terlena. Harus dipikirkan bagaimana pertumbuhan ekonomi, bagaimana pemerataan. Kita juga harus membangun demokrasi yang bermartabat, membangun partai politik yang tidak oligarki dan bagaimana semua proses ini berjalan secara egalitarian. Saya kira itu,” pungkas Agun Gunandjar Sudarsa lugas. {redaksi}
fokus berita : #Agun Gunandjar Sudarsa