Hetifah Apresiasi Kesuksesan Menpora Dito Ariotedjo Gondol 87 Medali Emas di SEA Games 2023
19 Mei 2023
Berita Golkar - SEA Games 2023 Kamboja resmi berakhir dengan digelarnya upacara penutupan di Stadion Nasional Morok Techno, Phnom Penh, Kamboja pada Rabu (17/5). Dalam perhelatan itu, Indonesia keluar sebagai negara peraih medali terbanyak ketiga setelah Vietnam dan Thailand. Kontingen Merah Putih meraih total 276 medali, terdiri dari 87 emas, 80 perak, dan 109 perunggu.
“Hal ini merupakan prestasi yang membanggakan, mengingat Presiden Jokowi menargetkan 69 emas, sedangkan Indonesia berhasil jauh lampaui target dengan mencetak 87 emas. Apresiasi saya berikan kepada seluruh atlet, pelatih, tim review, tim official, pakar akademi, KONI, KOI, dan Menpora Dito Ariotedjo atas kerjasama yang solid dan sepenuh hati,” ungkap Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah melalui rilisnya, Jumat (19/5/2023).
Pencapaian luar biasa tim Indonesia pada SEA Games 2023 adalah bagian dari pembinaan berjenjang atlet Indonesia untuk event lebih besar lainnya. "Pencapaian hari ini tentu perlu kita apresiasi, namun Indonesia perlu kembali mempersiapkan diri untuk beragam kejuaraan single event dan multi event andalan lainnya seperti Kualifikasi Piala Asia U-23, Kualifikasi Olimpiade 2024, dan Asian Games 2022. Dengan begitu, target dalam Desain Besar Olahraga Nasional 2045 dapat lebih cepat kita capai, bahkan lampaui bersama," katanya.
Baca Juga: Alien Mus Minta Pemerintah Beri Perhatian Khusus Kelestarian Taman Nasional di Indonesia
Untuk itu, Hetifah pun memberikan beberapa catatan. Pertama, menurutnya, beragam insiden yang terjadi di SEA Games 2023 menjadi catatan bagi Indonesia untuk mempersiapkan rencana mitigasi dalam berbagai kondisi perhelatan di luar negeri.
Ia menilai, sebagai negara yang baru pertama kali menjadi tuan rumah SEA Games, Kamboja terbukti kurang profesional terhadap Indonesia dalam kasus bendera terbalik pada pembukaan, minimnya fasilitas atlet yang disediakan, sampai dugaan kecurangan di beberapa pertandingan cabang olahraga. Meskipun menghadapi berbagai insiden tersebut, Timnas Indonesia terbukti tetap tampil maksimal.
“Namun, dalam pertandingan luar negeri ke depannya, harus ada tindakan pencegahan dari tim official Indonesia. Misalnya, tim official lebih intens berkoordinasi dengan penyelenggara dan datang terlebih dahulu untuk memastikan berbagai kesiapan acara. Tim official juga harus betul-betul memahami aturan scoring guna memastikan pertandingan yang adil serta menghindari kecurangan. Selain itu, tim official juga dapat berkoordinasi lebih erat dengan KBRI setempat sekiranya ada hal-hal yang tidak diinginkan mengenai fasilitas dan mobilisasi atlet,”ungkapnya.
Kedua, legislator Fraksi Golkar itu menilai strategi dan perhitungan yang tepat sasaran membuktikan bahwa jumlah kontingen yang dikirim belum tentu 100 persen mempengaruhi perolehan medali. Sebagai contoh, tahun ini, jumlah atlet yang dikirim bertambah sekitar 100 atlet dibandingkan SEA Games 2021. Namun, penambahan jumlah atlet tersebut bukan untuk dipertandingkan dalam nomor individu, melainkan cabor beregu.
Baca Juga: Tingkatkan Partisipasi, Sekjen KPPG Lindsey Afsari Puteri Dorong Pendidikan Politik Bagi Perempuan
Selain itu, lanjut Hetifah, meskipun beberapa cabor unggulan Indonesia tidak dipertandingkan, Indonesia dapat bermain cantik dengan mengirim atlet unggulan di cabor lainnya. Pendekatan ‘mengirim sedikit tapi menang’ ini juga terbukti sukses diterapkan Menpora Zainudin Amali pada Sea Games 2021 Vietnam.
“Saya kira, kombinasi perhitungan serta strategi tepat sasaran yang digunakan saat ini dapat terus ditingkatkan dan dilanjutkan kembali pada berbagai event ke depan. Dengan begitu, prinsip efektivitas dan efisiensi ekosistem olahraga dapat segera terwujud,” ungkapnya. (sumber)
fokus berita : #Hetifah Sjaifudian