Hari Anak Nasional, IIPG Gelar Workshop Program Payung Geulis di Tasikmalaya
23 Juli 2023
Berita Golkar - Menyambut Hari Anak Nasional, IIPG dan DPD Golkar se-Jawa Barat melakukan berbagai kegiatan. Di Kota Tasikmalaya, momentum tersebut diisi oleh workshop Payung Geulis yang diikuti oleh generasi milenial.
Ketua DPD Golkar Kota Tasikmalaya H M Yusuf mengatakan bahwa payung geulis harus dikenal oleh setiap generasi. Termasuk oleh anak-anak sebagai penerima estafet generasi di masyarakat. “Jadi kita berbagi wawasan dengan anak-anak muda bahwa payung itu sebagai warisan budaya dan sudah menjadi ikon di Kota Tasikmalaya,” ungkapnya.
Dengan begitu anak-anak muda tersebut bisa menerima payung geulis sebagai salah satu warisan budaya. Sehingga sampai kapan pun kecintaan terhadap payung geulis tetap lestari. H Yusuf berharap payung geulis ini bisa berkembang secara industrial. Bukan hanya mengenai jual beli produknya, namun juga objek wisata edukasi dan budaya. “Jadi industri wisata dan UMKM,” terangnya.
Workshop tersebut bukan hanya sekadar pengenalan dan paparan teori saja. Namun para peserta juga diajak untuk membuat payung geulis dari mulai bahan mentah sampai menghias dengan lukisan. “Mereka juga langsung praktek dan semuanya antusias,” ucapnya.
Baca Juga: Reses Bobby Rizaldi di Desa Pajar Bulan SDU Dapat Sambutan Hangat Masyarakat
Materi dan praktek mengenai payung geulis melalui workshop tersebut merupakan hal yang dasar. Dia berharap ke depannya para peserta bisa mengembangkannya untuk agar payung geulis bisa dikreasikan lagi. “Bekal dasar udah kita berikan, tinggal dikembangkan,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Yusuf, perajin payung geulis di Kota Tasikmalaya sudah semakin sedikit dan produknya pun monoton. Namun dengan kolaborasi bersama seniman, kini payung geulis bisa lebih memiliki gaya baru. “Mungkin ke depan payung geulis ini tidak hanya jadi hiasan, tapi bisa sampai digunakan sehari-hari,” katanya.
Ketua Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) Kota Tasikmalaya Hj Rukmini menambahkan bahwa para peserta workshop cukup kreatif dalam mereka payung geulis buatannya. Ada yang dihias dengan gambar klasik seperti bunga-bunga dan ada juga jenis gambar modern minimalis. “Jadi kita tidak mengharuskan membuat payung geulis seperti pada umumnya, tapi kreativitasnya dibebaskan,” tuturnya.
Menurutnya, kreativitas payung geulis di Kota Tasikmalaya bukan semata melestarikan ikon yang menjadi seni budaya. Namun juga bisa menghindarkan kawula muda dari aktivitas-aktivitas negatif. “Anak-anak ini fokus pada kegiatan yang positif,” imbuhnya. (sumber)
fokus berita : #HM Yusuf