16 April 2023

Syahrul Pasaribu Turun Gunung Konsolidasikan Potensi Kader Golkar di Tapanuli Selatan

Berita Golkar - I Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sumatera Utara (Sumut) Syahrul M. Pasaribu, turun gunung mengkonsolidasi semua potensi Golkar di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), utamanya di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dan Kota Padang Sidempuan.

"Mengkonsolidasi semua potensi Golkar di Tabagsel agar pada Pemilu tahun 2024 nanti bisa memenangkan semua jenis dan tingkatan kontestasi, " ujar Wakil Ketua Wantim DPD Partai Golkar Sumut Syahrul M. Pasaribu saat kegiatan konsolidasi yang dilaksanakan bersamaan dengan buka puasa bersama pengurus DPD Partai Golkar Tapsel dan 15 Pimpinan Kecamatan (PK) di Nays Dream Cafe Jalan Baru Sidimpuan By Pass Kota Padang Sidempuan, Sabtu (8/4/2023) malam.

Kegiatan konsolidasi dihadiri Wakil Bupati Tapsel juga Wakil Ketua Golkar Sumut Rasyid Assaf Dongoran, Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Tapsel Ja'far Syahbuddin Ritonga, Ketua Golkar Tapsel Rahmat Nasution beserta seluruh pengurus Kabupaten dan Kecamatan, serta seluruh anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Tapsel.

Syahrul mengatakan, di Tapsel sekarang ini sejumlah masalah yang perlu mendapat perhatian dan penanganan serius seperti tahun anggaran 2022 dengan serapan anggaran yang rendah dan stunting yang meningkat tajam serta terjadinya penurunan peringkat kesejahteraan atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di antara 33 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara, padahal kapasitas Fiskal Tapsel sejak tahun 2018 sampai saat ini cukup memadai.

Baca Juga: Anang Susanto Gelar Bimtek Relawan Bahana Juara Rakyat Bahagia

Sedangkan hubungannya dengan konsolidasi partai,  kepada seluruh fungsionaris Golkar dan Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Tapsel serta pengurus Golkar Kecamatan, Syahrul meminta memperkuat soliditas, merapatkan barisan dan melaksanakan tupoksi masing-masing serta selalu berada ditengah rakyat dan pandai memanfaatkan momentum sesuai regulasi, agar Golkar semakin dicintai Rakyat dan elektabilitas partai meningkat.

Sedangkan Ketua DPD Partai Golkar Tapsel Rahmat Nasution  mengatakan, selama 12 tahun berlalu, baru Tahun Anggaran 2022 kemarin serapan anggaran yang paling rendah yaitu sekitar 80 %, yang mengakibatkan terjadinya ledakan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) yang angkanya sangat fantastis, mencapai Rp.348 miliar.

Untuk menyegarkan ingatan kita, bahwa Tahun Anggaran 2010 serapan anggaran 88,81 %, tahun 2011 sebesar 91,50 %, 2012 sebesar 87,98 %, tahun 2013 sebesar 89,55 %, tahun 2014 sebesar 89,47 dan tahun 2015 s/d 2021 atau selama tujuh tahun terakhir selalu diatas 90 %.

"Tahun kemarin  dana ratusan miliaran rupiah 'tidur' atau idle (menganggur) di Bank dan keadaan itu tidak ada satu orang pun yang diuntungkan, " terang Rahmat Nasution.

Baca Juga: Survei Terbaru Indopol Tempatkan Partai Golkar Jatim Kokoh di 4 Besar

Ia memaparkan, dengan kapasitas fiskal Tapsel yang relatif sudah baik itu termasuk bila dibandingkan dengan daerah tetangga, seharusnya prestasi lebih banyak dapat digapai. Namun faktanya, ditahun 2022 kemarin banyak prestasi yang menurun dari yang pernah diraih Tapsel sebelumnya seperti penurunan peringkat IPM dari 20 ke 21 dari seluruh 33 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.

"Termasuk untuk tahun 2023 ini untuk pertamakalinya selama 8 tahun, sebagai reward atau penghargaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah utamanya atas Pengelolaan Keuangan Daerah tahun 2021 walaupun opini WTP,  tetapi Dana Insentif Daerah (DID) Reguler Tapsel tidak lagi memperoleh (reward atau penghargaan DID dalam satu tahun anggaran diberikan dua tahun berikutnya) padahal sebelumnya sudah diperoleh tujuh tahun secara berturut, " katanya

"Tentang opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI, berkat kinerja baik yang sudah tersistem tahun-tahun sebelumnya, siapapun Bupati, WTP itu hampir dapat dipastikan akan diperoleh Tapsel setiap tahunnya, termasuk untuk LKPD tahun 2022, kita yakin tetap WTP, " jelasnya

Paling miris lagi, tahun 2022 lalu Tapsel paling tinggi (peringkat ke 33) prevalansi stunting atau anak gizi buruk se Sumatera Utara, pada hal ditahun 2021 berada diperingkat 21 diantara Kabupaten/Kota di Sumut dan tahun tahun sebelumnya stunting (gizi buruk) juga tidak pernah masalah yang krusial.  Ini data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Ridwan Bae Pimpin Komisi V DPR Tinjau Kesiapan Infrastruktur Mudik di Pasar Senen dan Tol Japek

"Dari kondisi yang sangat miris itu, tahun 2023 ini Pemkab Tapsel mendapatkan anggaran Rp.15 miliar untuk percepatan penurunan stunting melalui DAK Fisik sesuai Perpres no 130 tahun 2022 tanggal 30 November 2022 tentang rincian APBN 2023. Menurut Rahmat, ini bukan hal yang dapat dibanggakan. Karena bantuan ini didapat akibat banyak anak gizi buruk, " ungkapnya.

Ia juga sangat menyayangkan, tahun 2021 kemarin Menteri Desa telah menerbitkan Peraturan Nomor 7 tertanggal 24 Agustus 2021 tentang prioritas penggunaan Dana Desa tahun 2022. Kepada seluruh pengurus dan kader Golkar Tapsel, diminta agar pandai dan cerdas menyikapi berbagai kondisi miris yang terjadi saat ini.

"Salah satunya adalah penanganan stunting di penggunaan Dana Desa atau APBDes tahun 2022, akan tetapi hal itu tidak dilakukan, justru Dana Desa sebagian digunakan untuk program Tanaman Obat Keluarga (Toga). Mungkin kebijakan inilah antara lain yang menambah terjadinya prevalansi stunting Tapsel tertinggi di Sumut, " tutur Rahmat.

Terkait kondisi miris ini, Ketua DPD Partai Golkar Tapsel Rahmat Nasution pada kesempatan itu langsung menginstruksikan seluruh anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Tapsel untuk bersikap.

Baca Juga: Judistira Hermawan Lepas 6.000 Paket Lebaran Untuk Internal Partai Golkar DKI Jakarta

Anggota Fraksi Partai Golkar di Komisi C, diinstruksikannya untuk fokus dan serius memantau penanganan stunting. " Kita malu karena sering diejek sebagai daerah KGB atau Kabupaten Gizi Buruk, " katanya.

Rahmat berpendapat, prevalansi stunting tahun 2022 tertinggi di Sumut akibat  program dan sistem penanganannya yang sudah salah sejak awal yaitu dengan tidak mempedomani beberapa regulasi seperti Perpres 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting secara holistik dan integratif melalui berbagai  pelaksanaan Program di OPD terkait.

"Demikian juga dengan tidak menempatkan Wakil Bupati sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) seperti dimaklumatkan turunan Peraturan Presiden (Perpres) No. 72 tahun 2021 yaitu Peraturan BKKBN No.12 tahun 2021 yang mengamanatkan . Anehnya regulasi ini diabaikan oleh Bupati Tapsel dengan menerbitkan Surat Keputusan (SK) tentang TPPS yang menghunjuk Sekda sebagai Ketua sampai dengan saat ini, " paparnya.

Sementara untuk anggota Fraksi Partai Golkar di Komisi B dinstruksikan fokus dan serius mengawal penggunaan anggaran, sehingga SiLPA tahun 2022 yang meledak fantastis tidak terulang lagi tahun ini.

Baca Juga: Gandeng BPK, Misbakhun Minta ASN Bekerja Transparan dan Akuntabel

Rahmat instruksikan agar anggota Fraksi Partai Golkar di Komisi A,  fokus mengawasi penggunaan anggaran Dana Desa agar tidak mubajir dan kurang tepat sasaran.

Seperti halnya penggunaan Dana Desa di tahun 2022 untuk membeli bibit Tanaman Obat Keluarga (Toga) ke luar daerah, padahal bibit tersebut banyak tumbuh dan ditemukan di Tapsel yang merupakan program PKK dengan Dinas terkait untuk tidak terulang lagi, akibat kebijakan ini.

Ketua Wantim Partai Golkar Tapsel Ja'far Syahbuddin Ritonga yang juga Direktur Pesantren Modern Darul Mursyid minta seluruh pengurus dan kader mengutamakan tugas prioritas, sebagaimana instruksi yang telah disampaikan Ketua Rahmat Nasution

"Ingat, kita memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing dan diperkuat lagi oleh instruksi Ketua Golkar Tapsel, pak Rahmat. Mulai hari ini, perkuat konsolidasi dan tetaplah bersama rakyat, " pesannya.

Senada dikatakan Wakil Ketua Golkar Sumut yang juga Wakil Bupati Tapsel Rasyid Assaf Dongoran, bahwa Golkar harus lebih meningkatkan ritme gerakan agar bisa memenangkan Pemilu 2024.

"Tentang kondisi pemerintahan Tapsel saat ini, silahkan soroti sesuai data, fakta dan jangan lupa berikan solusi. Jangan mengada-ada, agar kita tidak dicap "aneh" seperti kader partai lain. Kalau saya bapak ibu tanya, saya lebih baik diam, " ujarnya. (sumber)

 

fokus berita : #Syahrul Pasaribu