23 Februari 2023

Perempuan Golkar Bersatu dan IIPG Jatim Kunjungi Keluarga Korban Penyintas Tragedi Kanjuruhan

Berita Golkar - DPP Perempuan Golkar Bersatu dan IIPG, Kamis (23/2/2023) siang hingga sore melakukan monitoring terhadap pengelolaan bantuan yang diberikan kepada penyintas dan terdampak Tragedi Kanjuruhan dipusatkan di Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

DPP Perempuan Golkar Bersatu memberikan bantuan sebesar Rp 10 juta kepada masing-masing keluarga penyintas sejumlah 38 orang, yang penyerahannya diberikan secara berkala setiap bulan Rp 275 ribu selama tiga tahun.

Tim itu dipimpin oleh artis Nurul Arifin yang juga anggota Komisi I DPR RI dari Partai Golkar. Sedianya tim monitoring itu akan dihadiri Ketua Umum , Ny Yanti Airlangga. Namun karena ia baru saja menjalani operasi, maka ia harus menjalani proses pemulihan di rumah.

Kehadiran Nurul Arifin di Malang bersama Ketua Lembaga Perlindungan Anak Jawa Timur, Anwar Solikin, Ketua Baksos Perempuan Golkar Bersatu Pusat, Nita Azis, Ketua IIPG Jawa Timur, Ny Luluk Sarmudji, Ketua IIPG Kabupaten Malang, Ny Chusnul Chatimah.

Karena itu Yanti lantas menugaskan Nurul Arifin dengan dibantu para istri-istri politikus Partai Golkar melakukan monitoring atas bantuan itu.

Baca Juga: Pinto Jayanegara Dukung Penuh Pembangunan Jalan Khusus Batubara dan Jalur Sungai Batanghari di Jambi

Barangkali hanya Perempuan Golkar Bersatu bersama IIPG yang satu-satunya organisasi ibu-ibu yang memberikan bantuan yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis kepada para penyintas Tragedi Kanjuruhan.

Hasilnya selama tiga bulan ini? "Sangat bagus karena sudah berjalan secara efektif, dan tepat dalam kegunaannya," kata Nurul Arifin.

Karena itu progres report akan terus dilakukan ke depannya, karena tidak menutup kemungkinan hal ini akan diterapkan kepada yang lain, dengan catatan melalui penelitian yang komprehensif. "Itu saya kira tidak menutup kemungkinnya," ujar Nurul.

Dalam rangka menyerahkan bantuan yang terstruktur dan sistematis selama tiga tahun itu Perempuan Golkar Bersatu  menggandeng BRI. "Ini sudah kami hitung berkaitan erat dengan masa pendidikan," katanya.

Menurut Nurul, untuk urusan bakti sosial, ibu-ibu di Golkar empaty itu nomor satu. "Jadi kalau ada apa-apa kami ini tidak bisaan gitu. Begitu juga ketika melihat tragedi Kanjuruhan," kata dia.

Baca Juga: 4 Prestasi Airlangga Hartarto, Panglima 'Reformasi Struktural Ekonomi' Indonesia

Mengapa tiga tahun? karena disesuaikan dengan masa pendidikan. Karena latar belakang keadaan masing-masing keluarga itu berbeda. "Pokoknya yang jelas, yang kami pilih 38 orang itu memiliki masa depan yang memang berkait dengan jenjang pendidikan mereka," tandas dia.

Dalam faktanya, memang ada yang sengaja tidak mengambil bantuan itu setiap bulannya, tetapi tiga tahun lagi baru diambil. Karena saat itu, orang tua tersebut akan sangat membutuhkan biaya masuk sekolah anaknya.

Contoh yang mencuat kemarin adalah dari Wiyono, ayah dari korban bernama Vera Puspita Ayu, salah satu korban Tragedi Kanjuruhan.

"Bantuan itu tidak akan saya ambil sekarang, tetapi saya siapkan untuk kuliah adiknya Vera nanti. Karena dulunya Vera yang akan membantu membiayai adiknya sekolah sampai kuliah," ujar Wiyono dengan menangis. "Bantuan ini sangat bermanfaat buat keluarga kami," tambahnya.

Wiyono tersentuh saat mengingat Vera Puspita Ayu adalah tulang punggung keluarga. Bahkan Vera yang sudah bekerja sebagai perawat itu selain bersiap akan menyekolahkan adiknya, juga akan melangsungkan pernikahan tahun depan.

Baca Juga: Sampah Jakarta, Sampan Masa Depan

Bagi Wiyono sumbangan Perempuan  Golkar Bersatu ini luar biasa besarnya dan tidak ada yang peduli seperti ini terhadap korban Tragedi Kanjuruhan.

"Bukan nilai nominalnya yang sangat membantu melepaskan kebingunan kami atas Tragedi Kanjuruhan ini, tetapi kepedulian ibu-ibu Perempuan Golkar Bersatu-lah yang membuat kami bahagia. Semoga ibu-ibu Perempuan Golkar Bersatu selalu diberi kesehatan dan diberi balasan yang berlebih dari Yang Maha Kuass serta terus memperhatikan kami-kami yang di bawah ini," ujar Wiyono.

Sebelum berdialog dengan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan di Balai Rakyat Desa Sukodadi, Wagir, Kabupaten Malang, Nurul Arifin beserta  Tim Monitoring DPP Perempuan Golkar Bersatu mengunjungi rumah keuarga korban. (sumber)

 

fokus berita :