30 Juli 2023

Ace Hasan Tegaskan Posisi Partai Golkar Sebagai Partai Penjaga Bangsa

Berita Golkar - Partai Golkar siap menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa dan senantiasa melindungi semua golongan masyarakat.

Begitu dikatakan, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Tubagus Ace Hasan Syadzily saat menjadi narasumber Lokakarya Fraksi Partai Gokar (FPG) MPR RI tentang Peran Pertahanan dan Keamanan Negara dalam Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat di Hotel Harmoni Garut, Sabtu, (29/7).

Kang Ace begitu sapaannya mengutip pesan dalam Al-Qur'an tentang pentingnya pentingnya menjaga bangsa ini. Mulai dari menciptakan kesejahteraan membangun kemaslahatan, menjaga keamanan serta memberikan pendidikan yang maju.

"Membangun kesejahteraan dengan menjaga perut (rakyat) dan keamanan adalah tanggungjawab negara. Tak mungkin ekonomi berjalan kalau keamanan tidak terjaga, dan semua itu bermula dari pendidikan yang baik dan maju," kata Kang Ace, dalam keterangan tertulisnya.

Baca Juga: Dave Laksono Pastikan Kosgoro 1957 Tolak Wacana Munaslub Gulingkan Airlangga Hartarto

"Semangat inilah yang dibangun Golkar. Karena itu Golkar harus menang. Kalau tidak siapa lagi yang menjaga bangsa ini," imbuhnya.

Selain menjadi narasumber pada kegiatan yang dihadiri sejumlah komunitas anak muda, pelajar dan mahasiswa, Kang Ace juga sempat melakukan konsolidasi internal dalam rangka memperkuat soliditas partai di wilayah tersebut.

Disebutkan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu, Indonesia adalah negara besar, luas dan majemuk. Terdiri dari 1.128 suku bangsa dengan  bahasa, agama dan keyakinan. 

Semua itu, jelas Kang Ace, berada di atas 13.466 pulau di negara kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah penduduk mencapai 268 juta jiiwa, 38 provinsi, 416 kabupaten 98 kota, 7.024 kecamatan dan 81.626 desa.

"Partai Golkar sebagai partai yang tidak mengedepankan identitas, agama, budaya, suku dan lain-lain tentu saja berkepentingan untuk terus menjaga bangsa ini. Sehingga nilai-nilai kebangsaan yang kadang dalam praktiknya mengalaminaik turun seperti halnya keimanan  perlu terus dipupuk," jelasnya.

Kang Ace kemudian menerangkan terkait masalah kebangsaan saat ini antara lain yang disebabkan oleh kemiskinan dan kesenjangan ekonomi. Kemudia politisasi agama yakni memanfaatkan agama untuk kepentingan politik serta ujaran kebencian dengan mengatasnamakan kelompok tertentu yang kerap berseliweran di masyarakat dan media sosial.

Baca Juga: Didampingi Bupati Mempawah, Ria Norsan Wisata Religi di Pulau Penyengat, Kepri

"Saya ingin menyampaikan kondisi yang kita hadapi saat in, seperti kemiskinan, politisasi agama dan ujaran kebencian yang hanya menghalalkan kelompoknya semata. Itu selalu muncul di medsos terlebih saat menjelang pemilu dan pilpres," terangnya.

Menurutnya, Partai Golkar sebagai partai kekaryaan tentu tidak akan menonjolkan politik identitas dalam pendekatannya ke masyarakat. Sebab fanatisme identitas sudah dipastikan akan mengoyak nilai-nilai kebangsaan yang dimiliki Indonesia.

Kang Ace mencontohkan fenomena "Arab Spring" terkait kondisi geopolitik dunia yang tidak stabil saat ini, yang telah memicu krisis di beberapa negara di Timur Tengah. Dimana kekacauan sosial dan penggulingan pemerintahan terjadi secara beruntun sejak musim semi 2011 di Tunisia dan menyebar ke beberapa negara Arab lainnya seperti Mesir, Libya, hingga Suriah.

"Akibatnya bisa kita lihat negara-negara di sana menjadi lemah. Pertahanannya lemah. Mudah digoyang-goyang oleh intervensi asing," ujarnya.

Ia menyebut Suriah atau Syiria misalnya. Negara dengan tradisi peradaban maju itu hari ini hancur berantakan. Apa penyebabnya? semuanya karena perebutan kekuasaan dengan  mengatasnamakan agama. 

Baca Juga: Anne Ratna Mustika: 13 Ribu Lebih Warga Ikuti Napak Tilas Hari Jadi Purwakarta Ke-55

"Negara itu kini terkoyak dan berkeping-keping, Islam syiah berpusat di Damaskus, kelompok Suni yang didukung Arab Saudi di Aleppo dan ISIS berpusat di Mosul. Mereka semua mengaku Islam dan ada ulamanya saat bertempur mereka selalu sama-sama berteriak Allahu Akbar," katanya.

Peristiwa yang terjadi di Suriah ini kata Kang Ace harus menjadi pelajaran berharga. "Kita beruntung sebagai bangsa punya Pancasila. Di Timur Tengah satu suku bangsa negaranya berpecah-pecah dan berbeda-beda. Kita banyak suku tapi tetap satu yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia," pungkasnya. (sumber)

 

fokus berita : #Ace Hasan Syadzily #Kang Ace