13 Juli 2023

Luhut Ungkap Rencana Indonesia Pasok Listrik ke Afrika Selatan

Berita Golkar - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan Indonesia berencana memasok listrik ke Afrika Selatan.

Hal tersebut ia ungkapkan saat berkunjung ke negara tersebut dan bertemu dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. Pada kesempatan tersebut, Luhut datang bersama PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).

"Di mana mereka (PLN dan Pertamina) juga telah melakukan pembicaraan dengan mitra usaha di Afrika Selatan mengenai peluang untuk memasok listrik ke Afrika Selatan menggunakan gas dari konsesi kami di Mozambik," terang Luhut seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya, Rabu (12/7).

Selain itu, ia juga menuturkan saat ini BUMN dengan pengusaha di Afrika tengah menjalin relasi untuk kerja sama di bidang pertambangan mineral kendaraan listrik, perdagangan B2B, keamanan energi, hingga perubahan iklim.

Baca Juga: Tolak Munaslub! Partai Golkar Lampung Solid Dukung Airlangga Hartarto Ketum dan Capres

Luhut mengatakan perjalanan ke Afrika dimotori oleh spirit berbagi pengalaman tentang bagaimana industri hilirisasi mineral yang sedang didorong Indonesia.

Pasalnya, hilirisasi menciptakan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi bangsa, serta visi Indonesia untuk menciptakan ekosistem industri kendaraan listrik yang kompetitif. Oleh karena itu, Luhut ingin membagikan 'resep' hilirisasi itu kepada Afrika Selatan.

"Inilah komitmen kami terhadap solidaritas global untuk menciptakan kerja sama ekonomi yang kokoh, pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan, serta menciptakan kesejahteraan rakyat kami bersama-sama," ucapnya.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan Indonesia sedang mengeksplorasi potensi kerjasama impor 50 ribu ekor sapi dan 300 ribu ton kedelai dari Afrika Selatan.

Baca Juga: Luhut Ungkap Rencana RI Impor 50 Ribu Ekor Sapi dan 3 Ribu Ton Kedelai Dari Afsel

Menurutnya, hal ini mutlak dilakukan mengingat harga daging sapi yang semakin meningkat. Apalagi, outlook dari Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat bahwa Indonesia masih membutuhkan 40 persen komoditas tersebut.

"Selain itu kebutuhan 3 juta ton kedelai di dalam negeri juga harus dipenuhi. Inilah upaya kami untuk menyiasati tingginya kebutuhan akan kedua komoditas itu," tandas Luhut. (sumber)

 

fokus berita : #Luhut Binsar Panjaitan