06 Juli 2023

Temui Menteri Industri China, Agus Gumiwang Tawarkan Kerjasama Sektor Farmasi dan Bioprospektif

Berita Golkar - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menawarkan pemerintah China potensi kerja sama di bidang industri farmasi hingga industri hijau bioprospektif.

Tawaran itu disampaikan Menperin dalam pertemuan dengan Menteri Industri dan Teknologi Informasi (Minister of Industry and Information Technology/MIIT) China Jin Zhuanglong dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Shenzhen, China, Selasa (4/7/2023) lalu.

"Sistem kesehatan Indonesia saat ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia, menjangkau 240 juta penduduk dengan turnover value mencapai 40 miliar dolar AS. Karenanya, pendalaman struktur industri farmasi sangat penting untuk dilakukan," kata Menperin dalam keterangan di Jakarta, Kamis (6/7/2023).

Baca Juga: Meski Penuh Pro Kontra, Partai Golkar Tetap Usung Arinal Djunaidi di Pilgub Lampung 2024

Menperin mengungkapkan Indonesia mengharapkan adanya pengembangan investasi dari China atas bahan baku obat selain paracetamol. Pasalnya, baku obat saat ini belum dieksplorasi, sehingga masih bergantung pada impor.

Kerja sama lainnya yang ditawarkan Indonesia adalah terkait pengembangan industri hijau yang memprioritaskan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.

Menurut Menperin, industri hijau juga penting dengan meningkatnya kebutuhan pasar akan produk hijau serta peraturan tentang praktik berkelanjutan di pasar global seperti Ecolabel, Carbon Tax, Carbon Border Adjustment Mechanism, environmental management system, atau sertifikat lain yang menjamin legalitas sumber daya.

Baca Juga: Cen Sui Lan Usulkan Pembangunan 50 Dermaga Rakyat di Kepri Untuk Tahun Anggaran 2024

Dalam hal ini, Menperin mengharapkan Indonesia-China bisa bekerja sama untuk mengembangkan green products melalui industri bioprospektif yang memproses sumber daya biologis, termasuk tumbuhan, mikroorganisme, dan hewan.

"Salah satu potensi sumber daya untuk industri ini yang dimiliki Indonesia adalah rumput laut dan mikroalgae yang dapat diproses menjadi bahan baku bio produk, seperti bagi bioplastic, biofuels dan pupuk," ungkapnya.

Menperin pun berharap untuk dapat segera berdiskusi bersama dan menghasilkan perjanjian yang mengikat antara kedua negara mengenai pengembangan manufaktur bagi kedua negara. (sumber)

 

fokus berita : #Agus Gumiwang