Targetkan Suara 60 Persen Untuk Airlangga Hartarto di Pilpres 2024, Golkar Jateng-DIY Terus Bergerak
13 Juni 2023
Berita Golkar - Elite Partai Golkar memastikan telah mantap menggerakkan mesin politiknya untuk memenangkan Ketum Airlangga Hartarto sebagai kandidat capres untuk Pilpres 2024 mendatang.
Agar dapat memaksimalkan perolehan suara bagi Airlangga, para relawan dan caleg di Jawa Tengah dan DIY diperintahkan untuk bergerak melakukan penetrasi di tiap daerah.
1. Para relawan dari kalangan simpatisan dan pengusaha
Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Golkar Wilayah Jawa Tengah dan DIY, Iqbal Wibisono mengatakan, masing-masing kader kini perlu mengembangkan caranya sendiri untuk mengoptimalkan peluang mendulang suara di setiap dapil.
Menurutnya Jawa Tengah memiliki kekuatan yang besar pada pergerakan partai yang dikombinasikan dengan kerja-kerja relawan agar perolehan suara bagi Airlangga Hartarto bisa mendominasi.
"Jawa Tengah termasuk DIY punya kekuatan ada relawan dan partai untuk dominan mendulang suara. Maka dari itu, capaian kinerja capres angat tergantung caleg, relawan dan partai. Para caleg otomatis harus memenangkan diri sendiri, lalu buat partai dan capresnya. Kalau relawan dibentuk diluar partai. Sumbernya dari orang yang senang dan simpatik sama Pak Airlangga. Tentunya ada dari kalangan pengusaha, budayawan dan elemen masyarakat yang tidak terikat dengan partai," kata Iqbal, Selasa (13/6/2023).
Baca Juga: Puan Maharani Sebut Airlangga Hartarto Masuk Radar Cawapres Ganjar Pranowo
2. Golkar tegaskan Airlangga satu-satunya capres
Lebih jauh, ia menekankan Airlangga Hartarto merupakan satu-satunya figur bakal capres yang diusung partainya sesuai hasil Rapimnas tahun 2021. Saat Munas 2019, katanya semula memutuskan bahwa Golkar harus mencalonkan sosok presiden atau wakil presiden.
Kemudian hasil rapatnya diperkuat lagi pada Rapimnas 2021 dengan memunculkan satu nama yaitu Airlangga Hartarto yang disepakati oleh semua komponen partai, mulai dewan kehormatan, dewan pembina, dewan etik, para ketua DPD dan ormas nasional.
Pada Rakernas awal Juni kemarin juga dibahas kembali mengenai strategi konsolidasi sekaligus memperkuat posisi Airlangga sebagai ketum untuk dberikan kewenangan penuh menentukan langkah kongkrit menentukan capres dan cawapres. "Sikap Golkar sampai sekarang tetap sama, punya calon presiden yaitu Airlangga Hartarto," tutur Iqbal.
Baca Juga: Jadi Cagub Banten, Airin Rachmi Diany Janji Benahi Masalah Infrastruktur Jalan di Wilayah Selatan
3. Golkar lirik peluang koalisi dengan PAN
Selain itu, posisi Golkar di dalam Koalisi Indonesia Bersatu menjadi sebuah ikhtiar politik menuju kontestasi Pilpres. Ia mengaku sebenarnya Golkar cukup pas berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk mengusung capres-cawapres sendiri.
Jika Golkar berkoalisi dengan PAN, katanya sudah memenuhi syarat dengan mendapat 129 kursi. Namun kalkulasi politik masih dilakukan untuk menentukan arah apakah nantinya digodok untuk memunculkan empat figur capres. Termasuk mengantisipasi ketika masuk dua putaran Pilpres pada 2024.
"Kalau capresnya Pak Airlangga wakilnya PAN sudah cukup. jumlahnya sudah 129 kursi. Itu kalau memang punya kesepakatan hati. Tapi politik kan kalkulasi. Pimpinan partai dan aktor politiknya harus memperhatikan dua faktor yaitu menang dan kalah. Segala yang dikalkulasikan harus bisa mendatangkan manfaat lebih besar. Masak tarung kok kalah. Dan tradisi kita siapapun yang menang, Golkar tetap jadi kawan. Oleh karena itulah, jangan sampai melangkah tapi tidak menghasilkan yang maksimal," ungkapnya.
4. Perolehan suara bagi Airlangga ditargetkan bisa 60 persen
Pihaknya saat ini memasang target perolehan suara bagi Airlangga Hartarto di Jawa Tengah dan DIY 50 plus satu alias sebesar 60 persen. Dengan memenangkan Airlangga, ia optimistis partainya bakal bisa mengulang kejayaan pada 2004 silam yang mana Golkar bisa meraup 17 kursi DPR RI.
"Untuk capres harus menang 50 plus satu atau 60 persen. Kita perlu kerja keras. Kita kan pernah paling tinggi pas pemilu 2004 dulu. Waktu itu, dapatnya 17 kursi, peringkat nomor dua setelah PDIP. Habis itu turun nomor tiga malah sampai nomor empat. Jadi di pemilu nanti paling gak nomor dua. Memang gak gampang mengalahkan PDIP. Sekarang mereka kuat. Sehingga, bisa nomor dua sudah luar biasa. Bisa kembalikan kejayaan tahun 2004," tandasnya. (sumber)
fokus berita : #Airlangga Hartarto