4 Hal Menarik Yang Terjadi di Rakernas DPP Partai Golkar, Simak Pembahasannya!
06 Juni 2023
Berita Golkar - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DPP Partai Golkar yang diselenggarakan dari tanggal 3 sampai 4 Juni 2023 menjadi perhatian publik dan insan politik tanah air. Rakernas partai yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto ini memang pantas jadi perhatian khalayak, pasalnya menjelang Pemilu 2024, publik masih menanti akan kemana arah koalisi dan dukungan Capres-Cawapres Partai Golkar bakal berlabuh.
Dalam Rakernas tersebut, selain menghasilkan tiga rekomendasi yang salah satunya mengamanahkan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mandat untuk menentukan Capres serta Cawapres dan arah koalisi Partai Golkar, banyak pula hal menarik di dalamnya. Setidaknya kami menghimpun 4 hal menarik yang terjadi dalam arena Rakernas DPP Partai Golkar, apa saja? Simak pembahasannya berikut ini.
Kelakar Airlangga Hartarto Soal Pasangan 2N
Hal ini terjadi ketika wilayah Jawa II yang terdiri dari Jawa Tengah dan DI Yogyakarta maju ke depan podium untuk membacakan rekomendasi. Sebelumnya, wilayah pemenangan lain hanya diwakilkan oleh satu orang juru bicara untuk membacakan hasil rekomendasi wilayah pemenangannya masing-masing.
Baca Juga: Airlangga Hartarto Ungkap Alasan Partai Golkar Ngotot Usung Dirinya Jadi Capres 2024
Tetapi Wilayah pemenangan Jawa II tak mau, Ketua DPD I Partai Golkar DIY yang dipimpin Gandung Pardiman ingin bacakan hasil rekomendasinya sendiri. Alasannya, rekomendasi yang dikeluarkan oleh DIY berbeda dengan apa yang sudah dibacakan Panggah Susanto sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Tengah.
Setelah Panggah Susanto maju, Gandung Pardiman kemudian diberi kesempatan untuk membacakan hasil rekomendasi. Sebelum memulai, Ketua Umum DPP Partai Golkar yang memimpin sidang paripurna ini menghentikan sebentar Gandung Pardiman.
“Sebentar.. Sebentar… Ini yang lain ada juru bicaranya, tapi Jawa II ini punya rekomendasi masing-masing. Ini saya panggil pasangan 2 N,” ujar Airlangga Hartarto. Sejenak ruangan menjadi hening mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Airlangga Hartarto.
“Jadi kalau saya berpendapat, karena Pak Panggah itu ada di Semarang yang berada di utara Jawa, kita sebut sebagai Ngalor. Nah Pak Gandung ini di DIY lekat dengan selatan, jadi Ngidul. Pasangan 2 N ini ya pasangan Ngalor Ngidul!” kelakar Airlangga Hartarto disambut tawa para peserta yang hadir.
Baca Juga: Bamsoet Apresiasi Kehadiran Slank dan Para Musisi Meriahkan Ajang Formula E di Jakarta
Pembacaan rekomendasi dari Panggah Susanto dan Gandung Pardiman yang mewakili DPD 1 masing-masing memang cukup panjang. Selain memberi mandat kepada Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto untuk menentukan pasangan di Pilpres, ada pula rekomendasi yang diberikan oleh Gandung Pardiman terkait keberadaan opinion maker Partai Golkar.
Pada kesempatan tersebut, Gandung Pardiman meminta DPP Partai Golkar untuk memperbanyak opinion maker, atau pembuat opini sebagai upaya propaganda Partai Golkar agar bisa mengendalikan isu yang berkembang di publik.
Satu Panggungnya Dua SOKSI
Seperti yang diketahui internal Partai Golkar bahwa salah satu organisasi pendiri partai, yakni SOKSI sedang mengalami dualisme organisasi. SOKSI terbelah di antara pimpinan Ahmadi Noor Supit dan Ali Wongso Sinaga. Keduanya bahkan mengklaim memiliki legalitas hukum sesuai dengan syarat yang telah ditentukan.
Baca Juga: Partai Golkar Umumkan Capres-Cawapres dan Arah Koalisi Dalam Waktu Satu Bulan
Dalam Rakernas Partai Golkar 2023, ketika diberikan kesempatan maju ke podium kedua SOKSI yang mengalami ini dualisme ini maju secara bersamaan. SOKSI Ali Wongso Sinaga diwakili langsung oleh Ali Wongso sendiri, sementara SOKSI Ahmadi Noor Supit diwakili oleh Wakil Ketua Umum, Lawrence Siburian.
Saat keduanya maju secara bersamaan, sorakan dari hadirin yang hadir menggema. Bagaimana tidak, meski ada dalam satu panggung yang sama, keduanya tak saling bertegur sapa dan terkesan canggung. Ali Wongso Sinaga kemudian diberi kesempatan bicara lebih dulu untuk mengutarakan rekomendasi. Sementara Lawrence Siburian menunggu di samping Ali Wongso.
Ketika Ali Wongso selesai membacakan rekomendasi, ia langsung pergi meninggalkan panggung tanpa bersalaman terlebih dahulu dengan Lawrence Siburian. Ali Wongso sekali lagi mendapatkan sorakan dari para peserta Rakernas yang hadir. Wah, padahal kesempatan itu bagus bagi keduanya melakukan rekonsiliasi, islah atau perdamaian ya!
Baca Juga: Partai Golkar Masih Solid Usung Airlangga Hartarto Sebagai Capres 2024
DPD I Kompak Mendukung Airlangga Hartarto
Pada Rakernas kali ini, tidak ada dinamika politik berarti di dalam tubuh Partai Golkar. Seluruh DPD I, organisasi pendiri dan yang didirikan kompak mendukung penuh Airlangga Hartarto serta memberikan mandat kepadanya untuk menentukan arah koalisi Partai Golkar di Pemilu 2024. Airlangga Hartarto menurut keputusan Rakernas juga tetap dicalonkan sebagai Capres.
Selain menghasilkan keputusan tentang arah koalisi dan posisi Airlangga Hartarto sebagai Capres, Rakernas turut pula menghasilkan keputusan komitmen Partai Golkar terhadap sistem Pemilu proporsional terbuka. Partai Golkar berdasar hasil Rakernas akan menggunakan jalur politik dan hukum jika terjadi perubahan penerapan sistem Pemilu.
Keputusan ketiga yang tak kalah penting dihasilkan adalah terkait penomoran calon anggota legislatif. Hingga saat penyerahan daftar Bacaleg ke KPU, Partai Golkar masih menggunakan format abjad untuk nomor urut Caleg. Namun dalam Rakernas, Partai Golkar sepakat akan menggunakan syarat PDLT, yakni Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tak Tercela untuk mempertimbangkan nomor urut Caleg di Pemilu 2024.
Baca Juga: Ahmad Sanusi Yakin Golkar Purwakarta Bisa Raih 15 Kursi DPRD di Pemilu 2024
Dagelan di Luar Kantor DPP Partai Golkar
Menjelang sore hari, ratusan massa berpakaian preman menyambangi kantor DPP Partai Golkar saat di dalamnya sedang digelar Rakernas. Mereka hendak melakukan aksi demonstrasi. Dari spanduk serta orator yang memimpin barisan massa tuntutan mereka adalah meminta Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto untuk mundur dari jabatannya.
Keberadaan mereka sudah diantisipasi oleh keamanan dari PP AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar) dan pihak kepolisian. Pihak kepolisian sempat memberikan waktu 10 menit kesempatan kepada massa aksi untuk melakukan orasi. Tetapi karena melewati batas waktu yang telah disepakati, massa aksi akhirnya dibubarkan paksa oleh kepolisian serta kader PP AMPG yang bertanggung jawab mengamankan jalannya Rakernas.
Pembubaran paksa juga dilakukan karena aksi demonstrasi menyalahi aturan perundangan. Sebab menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, aksi demonstrasi tak boleh dilakukan di hari besar nasional. Kebetulan pada tanggal 4 Juni 2023 atau hari Minggu kemarin bersamaan dengan hari raya Waisak.
Baca Juga: Peduli Nasib Petani, Lamhot Sinaga Beri Bantuan Alsintan Untuk Masyarakat 3 Desa di Samosir
Dagelan yang tersaji adalah fakta bahwa massa aksi menggunakan nama AMPG juga, tetapi maknanya berbeda dengan AMPG yang ada. AMPG massa aksi adalah Aliansi Masyarakat Peduli Golkar. Dengan menggunakan nama yang sama dengan AMPG, aksi demonstrasi ini berharap mendapatkan efek pemberitaan bahwa Partai Golkar terbelah.
Jika menilik hal ini, maka otak dari aksi demonstrasi ini tentu juga adalah orang politik, bisa jadi kader internal Partai Golkar sendiri yang tak suka dengan soliditas partai untuk mengusung Airlangga Hartarto sebagai Capres atau Cawapres di Pemilu 2024. Otak dari aksi ini sudah memperhitungkan betul dampak pemberitaan yang keluar akibat aksi dari AMPG KW 11 ini. Ada-ada saja ya kelakuan mereka! {redaksi}
fokus berita : #Partai Golkar #Airlangga Hartarto #Gandung Pardiman