28 Agustus 2023
Berita Golkar - Airlangga Hartarto, adalah figur yang tak dinyana bakal menduduki pucuk pimpinan Partai Golkar,…
28 Agustus 2023
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie (ARB) menghadiri dan memberi kuliah umum pada program pelatihan 'Executive…
28 Agustus 2023
Berita Golkar - Senin pagi (14/8), sehari setelah deklarasi mendukung Prabowo Subianto menjadi capres, saya chatting…
27 Agustus 2023
Berita Golkar - Puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Kudus diedukasi untuk mendukung…
27 Agustus 2023
Berita Golkar - Banyaknya turnamen voli yang digelar di Luwu Utara diharapkan menjadi wadah para atlet untuk terus…
27 Agustus 2023
Berita Golkar - Pada momentum ulang tahun yang ke-5, Komunitas Rombongan Berag Tua (Robet) Cirebon mendeklarasikan…
27 Agustus 2023
Berita Golkar - Pengurus Daerah Angkatan Muda Partai Golkar (PD AMPG) Kabupaten Lampung Utara dan Provinsi Lampung…
27 Agustus 2023
Berita Golkar - Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah bersama Gramedia meluncurkan buku…
27 Agustus 2023
Berita Golkar - Anggota DPRD Medan dari Fraksi Partai Golkar, M Rizki Nugraha, menyebut tempat pembuangan akhir…
27 Agustus 2023
Berita Golkar - Sebanyak 44,6 persen pembaca Kaltimtoday.co merasa puas dengan kinerja delapan anggota DPR RI…
28 Agustus 2023
Berita Golkar - Airlangga Hartarto, adalah figur yang tak dinyana bakal menduduki pucuk pimpinan Partai Golkar, bahkan ketika tulisan ini saya mulai saat terjadi Munaslub Partai Golkar di Bali 2016 silam. Saat itu, saya yang berada di tim Airlangga Hartarto sempat berbincang dengan tokoh senior Partai Golkar, Bang Palar Batubara di hotel tempat menginap. Kami membicarakan mengenai kans Airlangga Hartarto memenangkan kontestasi Munaslub.
Ada satu pembicaraan dengan Bang Palar Batubara terkait Airlangga Hartarto dan Jokowi yang tentu tak bisa saya sampaikan di sini. Satu hal yang jelas, perbincangan pagi itu meyakinkan diri saya bahwa Airlangga Hartarto memiliki garis tangan kepemimpinan. Meski tidak ada yang kebetulan dalam politik, tetapi jalan seorang Airlangga Hartarto sebagai pemimpin itu jelas adalah kombinasi kapabilitas seorang politisi handal, sedikit keberuntungan ditambah takdir Tuhan.
Saat memimpin Partai Golkar selama dua periode ini, garis tangan kepemimpinan Airlangga Hartarto semakin menegaskan itu semua. Ia berhasil membangun lagi soliditas Partai Golkar pasca Munaslub 2017 yang banyak diramalkan sebagian tukang survei dan pengamat sebagai awal keruntuhan Partai Golkar. Nyatanya tidak. Ada penurunan suara memang, tapi tak sebombastis yang disampaikan para pengamat itu.
Di Munas 2019, Airlangga Hartarto kembali berhasil mempertahankan kursi Ketua Umum Partai Golkar. Meski pada saat itu, calon-calon ketua umum terus bermunculan menantang dirinya sebagai petahana Ketua Umum Partai Golkar, tetapi Airlangga Hartarto tak bergeming. Padahal di Munaslub 2016, ia bukanlah sosok yang dihitung. Perjalanan waktu membuktikan, ucapan Bang Palar Batubara saat itu memang benar adanya.
Sekarang menuju Pilpres 2024, garis tangan kepemimpinan seorang Airlangga Hartarto kembali diuji. Ada amanah yang terpatri di pundaknya dari suara kader Partai Golkar bahwa Airlangga Hartarto haruslah maju mencalonkan diri baik sebagai calon presiden ataupun calon wakil presiden dari partai berlambang pohon beringin ini.
Satu tugas amanah Munas telah ia selesaikan dengan mengarahkan dukungan Partai Golkar pada koalisi Capres yang ada. Mendukung Prabowo Subianto adalah jalan yang cukup rasional dan realistis bagi Partai Golkar dan Airlangga Hartarto. Dalam proses menentukan koalisi ini juga, Airlangga Hartarto kembali diuji dengan wacana Munaslub. Dan ternyata ia kembali menjalani pertentangan internal ini dengan mulus.
Tantangan berikutnya tentu adalah, apakah figur Airlangga Hartarto bisa menjadi Cawapres dari Prabowo Subianto?
Jika benar perkataan Bang Palar Batubara akan terbukti lagi, maka Airlangga Hartarto akan berada di pucuk pimpinan negara ini, baik sebagai Capres ataupun sebagai Cawapres mendampingi Prabowo Subianto. Jalan pun terbuka lebar untuk dirinya. Airlangga Hartarto adalah ketua umum partai politik dengan kursi terbanyak kedua di parlemen.
Sosok Airlangga Hartarto juga bukan figur sembarangan. Ia meniti karir politik dari jalur yang terstruktur di Partai Golkar. Pernah menjadi anggota DPR RI selama tiga periode beruntun dan menteri di pemerintahan Presiden Jokowi selama dua periode masa jabatan membuat kapasitasnya tak diragukan lagi. Secara politik, dukungan Partai Golkar terhadap Prabowo Subianto tentu sangat bernilai dan besar.
Prabowo dan Airlangga Hartarto juga figur yang paling representatif untuk meneruskan legacy pemerintahan Jokowi. Mereka berdua adalah menteri kabinet yang mengisi jabatan strategis di pemerintahan. Kerjasama antara Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto sudah berjalan dengan efektif.
Soal elektabilitas, figur Cawapres tak terlalu penting untuk mendongkrak elektabilitas Capres. Apalagi jika sosok-sosoknya setara. Maka komparasi diberlakukan bukan lagi pada tataran elektabilitas, tapi kebutuhan, akseptabilitas, kapasitas, dan kapabilitas. Menghitung bahwa kita akan menghadapi tantangan ekonomi di tahun-tahun mendatang, sosok Airlangga Hartarto lah yang dibutuhkan Prabowo untuk mendampinginya di Pilpres 2024.
Prabowo Subianto juga tak perlu gusar jika dipasangkan dengan Airlangga Hartarto. Soal akses politik dan dana, Airlangga Hartarto jelas memiliki itu. Ditambah dengan garis kepemimpinan yang berada di tangan Airlangga Hartarto, jalan Prabowo Subianto bersama figur Airlangga akan ikut mulus untuk memenangi Pilpres 2024.
Keberadaan Airlangga Hartarto di samping Prabowo Subianto jelas akan membuat sosoknya tak terbawa ke jalur terlalu kanan seperti di Pilpres 2019 silam. Moderasi figur akan tercipta, siapapun yang membawa Partai Golkar dan Airlangga Hartarto ke dalam gerbong koalisinya, maka citra figur serta koalisi moderat akan terbentuk. Prabowo akan semakin mudah masuk menggapai ceruk suara yang tak tersentuh selama ini.
Berbicara garis tangan kepemimpinan seorang Airlangga Hartarto rasanya tak adil apabila tidak membahas garis tangan seorang Prabowo Subianto. Berkali-kali kalah dalam Pemilu Presiden banyak yang mulai menyangsikan kemenangannya. Tetapi jika kita ingat perkataan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur saat wawancara dengan Andy F. Noya di acara Kick Andy, entah kebetulan atau tidak, Gus Dur pernah memprediksi Prabowo akan jadi presiden di usia tua.
Di Pilpres 2024 nanti, Prabowo Subianto sudah terbilang cukup uzur, ia berusia 72 tahun di tahun 2024. Usia yang sudah cukup tua untuk membuktikan prediksi Gus Dur benar atau tidak. Terlepas dari prediksi Gus Dur tersebut, Pilpres 2024 setidaknya akan menjadi Pemilu terakhir untuk Prabowo Subianto jika ia kalah kembali. Maka jalan kemenangan tak bisa ditawar lagi.
Prabowo Subianto harus benar-benar menghitung segala kemungkinan dan jegalan yang ia dapat. Ia membutuhkan sokongan politik dan gerbong koalisi yang benar-benar kuat di segala sisi. Jika Partai Gerindra adalah atap koalisi, maka Partai Golkar adalah pilar yang mengokohkan. Tentu pertaruhannya besar apabila Prabowo harus kehilangan Partai Golkar dalam koalisinya.
Bagi Airlangga Hartarto, Pilpres 2024 juga menjadi pertaruhan masa depan politiknya sebagai pribadi dan juga Partai Golkar selaku institusi politik. Garis tangan kepemimpinan sudah menyokong sosok Airlangga Hartarto selama ini. Kini tinggal sebuah keputusan bagi Airlangga Hartarto untuk membuat semuanya menjadi kenyataan.
Oleh Rezha Nata Suhandi
Pemimpin Redaksi Golkarpedia
17 Agustus 2023
Berita Golkar - Keberadaan Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika sebagai daftar politisi dan tokoh perempuan Partai Golkar terpopuler berdasar kuantitas pemberitaan sepertinya tak tergoyahkan. Kali ini Anne Ratna Mustika tampak menunjukkan tajinya sebagai salah seorang kepala daerah yang tak kenal lelah bekerja untuk rakyatnya dengan menjadi politisi perempuan Partai Golkar terpopuler berdasar kuantitas pemberitaan periode Juli 2023. .
Ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri untuknya mengingat Anne Ratna Mustika adalah seorang kepala daerah sekaligus politisi perempuan. Dunia politik dan perempuan merupakan dua entitas kata yang jarang didengar beriringan. Politik adalah dunia yang dianggap keras, penuh perdebatan dan silang sengketa persepsi, jauh dari sifat perempuan yang dianggap lembut, bersifat keibuan dan mengedepankan perasaan.
Namun seiring perjalanan waktu hingga dunia semakin modern, keberadaan perempuan mulai mengisi segala lini kehidupan, termasuk dunia politik sebagai profesi yang diisi oleh kaum perempuan.
Baca Juga: Anne Ratna Mustika Peringatkan Kader Partai Golkar Purwakarta: Jangan Ada Lagi Yang Berkhianat!
Partai Golkar sendiri memberi porsi penting bagi keberadaan perempuan di dalam lingkup organisasi politiknya. Beberapa nama perempuan hebat berada di Partai Golkar, sebut saja politisi perempuan senior Partai Golkar Popong Otje Djundjunan atau Ceu Popong, lalu ada pula nama Mien Sugandhi yang pernah menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan era orde baru pada tahun 1993-1998.
Dewasa ini, dunia politik utamanya Partai Golkar mulai diminati secara serius oleh kaum perempuan. Di DPR RI kursi legislatif yang diisi oleh kaum perempuan mencapai 19 jumlahnya. Belum lagi menghitung seberapa banyak perempuan kader Partai Golkar yang menjabat sebagai kepala daerah atau berkiprah dalam bidang lainnya.
Berangkat dari hal tersebut, kami Golkarpedia.com mencoba melakukan riset terkait dengan siapa saja politisi perempuan Partai Golkar yang dikenal akrab di telinga publik. Kami menggunakan indikator pemberitaan bulan Juli 2023 untuk mengukur popularitas para politisi perempuan ini. Semakin banyak pemberitaan yang tercatat menulis namanya atau mengulas mengenai dirinya, maka semakin populer lah politisi perempuan ini.
Baca Juga: Jelang HUT Ke-78 RI, Ratu Tatu Chasanah Kukuhkan Paskibraka Kabupaten Serang
Di urutan pertama, Golkarpedia.com menemukan nama Anne Ratna Mustika, politisi perempuan Partai Golkar sekaligus Bupati Purwakarta periode 2018-2023. Namanya mungkin tidak asing lagi di telinga warga Purwakarta dan Jawa Barat pada umumnya.
Popularitas Anne Ratna Mustika berdasar tools yang kami gunakan mendapat predikat terpopuler dengan mengumpulkan 545 pemberitaan selama bulan Juli 2023. Pemberitaan yang dimilikinya menghasilkan reach mencapai 2,9 juta jangkauan.
Beberapa fokus pemberitaan yang mengulas mengenai Ambu Anne, panggilan akrabnya adalah terkait penanganan yang dilakukan olehnya terhadap anak yang kecanduan menghirup aroma bensin di Purwakarta. Kemudian tanggapan Ambu Anne terhadap ASN Purwakarta yang ketahuan pesta narkotika dan dianggap telah mempermalukan dirinya.
Baca Juga: RA Anita Noeringhati Puji Keseriusan Pemprov Sumsel Tangani Stunting
Ada pula pemberitaan mengenai pujian Ridwan Kamil terhadap Anne Ratna Mustika sebagai pemimpin yang berprestasi dan memiliki banyak terobosan. Sebagai politisi Partai Golkar, Anne Ratna Mustika banyak diberitakan mengenai niatnya untuk maju sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Purwakarta di Musdalub.
Di urutan kedua ada anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani. Komisi I DPR RI merupakan komisi yang membidangi lingkup pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika. Untuk periode Juli 2023, Christina Aryani memiliki pemberitaan sebanyak 295 berita dengan reach sebesar 1,7 juta jangkauan.
Pemberitaan yang menyebut nama Christina Aryani antara lain terkait kedatangannya di acara apel siaga perubahan Partai Nasdem bersama Mukhtarudin dan juga Rizal Mallarangeng. Kehadirannya di acara tersebut memunculkan spekulasi bahwa Partai Golkar kemungkinan gabung koalisi perubahan.
Baca Juga: Puteri Komarudin Apresiasi Kerjasama RI - Australia di Bidang Kesehatan
Di DPR RI, kinerjanya juga terpantau saat mempertanyakan kebijakan Presiden Jokowi yang mengevaluasi keberadaan TNI di jabatan sipil. Christina Aryani juga memiliki pemberitaan populer atas pernyataannya yang mengapresiasi pertemuan Airlangga Hartarto dengan Puan Maharani.
Nomor tiga, ada nama lama yang kembali muncul, yakni Ketua IIPG Lampung dan istri dari Gubernur Lampung, yaitu Riana Sari Arinal. Ia cukup banyak memegang jabatan strategis di daerah antara lain sebagai Ketua PMI Lampung, Ketua LKKS Lampung, dan Ketua TP-PKK Lampung hingga tak heran pemberitaan mengenai dirinya pun cukup masif terlihat.
Untuk bulan Juli 2023, Riana Sari Arinal memiliki pemberitaan sebanyak 294 berita dengan jumlah reach mencapai 199.480 jangkauan. Jangkauan pemberitaan Riana Sari Arinal terbilang kecil. Hal ini terjadi lantaran berita yang memuat mengenai dirinya bersifat lokal dan hanya berada di lingkup sekitar Lampung.
Baca Juga: Sarmuji Bakal Segera Gelar Pertemuan Dengan Mitra Koalisi Partai Golkar di Jatim
Pemberitaan mengenai Riana Sari Arinal sendiri di antaranya adalah mengenai dirinya sebagai Ketua PMI Lampung yang menyerahkan bangunan madrasah untuk korban gempa Cianjur. Kemudian pemberitaan Riana Sari Arinal yang berpesan kepada Duta GenRe Lampung agar menjadi contoh dan teladan bagi generasi muda.
Di tempat keempat ada nama Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah. Perempuan yang menjabat sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Banten ini untuk Juli 2023 memiliki jumlah pemberitaan sebanyak 272 berita dengan jangkauan mencapai 665.137 reach.
Di Bawah Ratu Tatu ada nama Hetifah Sjaifudian yang duduk sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR RI berada di urutan selanjutnya. Komisi X DPR memiliki ruang lingkup tugas di bidang pendidikan, kepemudaan dan olahraga. Untuk Juli 2023, Hetifah memiliki pemberitaan sebanyak 205 berita dan cakupan reach sebesar 2,3 juta jangkauan.
Baca Juga: Maman Abdurrahman Puji Sosok Prabowo Subianto: Figur Yang Kaya Pengalaman
Posisi enam ada nama Ketua Umum KPPG (Kesatuan Perempuan Partai Golkar) Airin Rachmi Diany. Calon Gubernur Banten di Pilkada 2024 ini memiliki berita sebanyak 172 pemberitaan dengan reach mencapai 531.373 jangkauan untuk Juli 2023.
Mengikuti Airin, ada nama Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani. Bupati cantik ini berada di urutan ketujuh dengan jumlah berita sebanyak 165 pemberitaan serta capaian reach sebesar 810.342 jangkauan.
Di tempat kedelapan ada nama Cen Sui Lan, anggota Komisi V DPR RI yang memiliki pemberitaan sebanyak 155 berita dan reach mencapai 185.794 jangkauan. Selanjutnya di nomor sembilan diisi oleh anggota Komisi I DPR RI, Nurul Arifin. Mantan pesohor negeri ini untuk periode Juli 2023 memiliki pemberitaan sebanyak 116 berita dengan capaian reach sebesar 1,5 juta jangkauan.
Posisi sepuluh diisi oleh nama baru, legislator cantik dari kalangan generasi milenial, Dyah Roro Esti. Anggota komisi VII DPR RI yang melingkupi bidang tugas energi, riset dan teknologi ini sepanjang Juli 2023 memiliki pemberitaan sebanyak 105 berita dengan capaian reach sebesar 517.199 jangkauan,
Baca Juga: Misbakhun Harap Nota Keuangan 2024 Jokowi Singgung Pemberlakuan Ekstensifikasi Cukai
Seluruh data ini bisa berubah seiring perjalanan waktu. Lalu, terkait dengan metode pengumpulan data, kami menggunakan tools monitoring media yang mengumpulkan data pemberitaan bulan Juli 2023. Selain itu, sepuluh besar ini juga merupakan hasil tracing serta eliminasi nama tokoh lain yang tidak masuk karena alasan jumlah pemberitaan lebih sedikit daripada yang berada di ranking 10 besar.
Dengan terangkumnya sepuluh besar politisi perempuan Partai Golkar terpopuler berdasarkan jumlah pemberitaan sepanjang bulan Juli 2023, ada harapan bahwa entitas perempuan dan politik bisa menjalin keakraban yang lebih dalam lagi.
Nyatanya perempuan dapat berkiprah serta memberi manfaat yang luas dalam dunia politik. Karena zaman telah memberi peluang itu, bahwa perempuan bisa maju, bisa berkembang, dan bisa memberi harapan serta inspirasi bagi khalayak banyak. Berikut daftar lengkapnya!
Baca Juga: Wamendag Jerry Sambuaga Ajak Berbagai Kalangan Majukan Ritel Indonesia
Politisi Perempuan Partai Golkar Terpopuler Berdasar Kuantitas Pemberitaan Periode Juli 2023
Anne Ratna Mustika
Bupati Purwakarta
Total: 545 pemberitaan
Reach: 2,9 juta jangkauan
Christina Aryani
Anggota Komisi I DPR RI
Total: 295 pemberitaan
Reach: 1,7 juta jangkauan
Riana Sari Arinal
Ketua IIPG Lampung
Total: 294 pemberitaan
Reach: 199.480 jangkauan
Baca Juga: Repol Ungkap Potensi 5 Nama Yang Diusung Partai Golkar Untuk Bakal Calon Bupati Kampar
Ratu Tatu Chasanah
Ketua DPD I Partai Golkar Banten
Total: 272 pemberitaan
Reach: 665.137 jangkauan
Hetifah Sjaifudian
Wakil Ketua Komisi X DPR RI
Total: 205 pemberitaan
Reach: 2,3 juta jangkauan
Airin Rachmi Diany
Ketua Umum KPPG
Total: 172 pemberitaan
Reach: 531.373 jangkauan
Indah Putri Indriani
Bupati Luwu Utara
Total: 165 pemberitaan
Reach: 810.342 jangkauan
Cen Sui Lan
Anggota Komisi V DPR RI
Total: 155 pemberitaan
Reach: 185.794 jangkauan
Nurul Arifin
Anggota Komisi I DPR RI
Total: 116 pemberitaan
Reach: 1,5 juta jangkauan
Dyah Roro Esti
Anggota Komisi VII DPR RI
Total: 105 pemberitaan
Reach: 517.199 jangkauan {redaksi}
09 Agustus 2023
Berita Golkar - Kalau ada yang masih nyinyir dengan kasus yang pernah menimpa Prabowo Subianto -- dan sudah disidang -- dan sudah dihukum --, perlu diingatkan dengan the diamond history sejarah Indonesia yang berakar dalam sejarah banyak kerajaan besar di nusantara. Bahwa, militer Indonesia, sama sekali tidak pernah (berani, tega) melakukan kudeta. Sebab hanya militer Indonesia yang tak mengenali kromosom berdasarkan etnis atau geneanologi.
Militer Indonesia berasal dari rakyat kebanyakan, bahkan sering dari kelas sosial terendah, kalau kita mengenal kasta. Militer Indonesia dari kasta paria. Ken Arok, sebelum terhipnotis terhadap betis bunting padi Ken Dedes, adalah perampok yang bahkan tak punya markas.
Ken Arok pindah dari satu huma atau pondok yang ditinggalkan petani. Selain berteduh, tentu mengais makanan, serta alutsita, kalau ada sabit atau golok yang belum diasah. Gajah Mada lahir dari rahim perempuan Dharmasraya, dan prajurit tua asal Shingosari yang ikut ekspedisi Pamalayu.
Baca Juga: Iwan Soelasno Berharap Jember Fashion Carnaval Libatkan Lebih Banyak BUMDes Ke Depannya
Dalam zaman perang kemerdekaan, militer Indonesia, baik profesional alias didikan tentara kolonial atau laskar, selalu mengandalkan dapur umum atau nasi bungkus warga.
Militer Indonesia pernah begitu gagah menjaga kekuasaan Presiden Soeharto. Tetapi sikap dan mentalitas itu datang bukan saja dari skema "pahlawan vs pengkhianat" yang tumbuh dari dalam, melainkan akibat pengaruh dari Perang Dunia II dan Perang Dingin yang mengikuti. Itupun tetap dalam "jampi-jampi" kemerdekaan Aceh yang angkatan pemberontaknya dilatih di Libya, kemerdekaan Timor Timor yang kemudian benar-benar "diberikan" oleh Presiden BJ Habibie, hingga kemungkinan hadir negara Melanesia di Papua. Hingga kini, soal ini belum benar-benar selesai.
Kalaupun ada yang benar-benar dilawan oleh militer Indonesia, tentu bernama fasisme, baik fasisme relegius, fasisme ekonomi, fasisme kelas, hingga fasisme berbentuk apapun, bahkan fasisme atas nama aktivisme, sebagaimana Robespiere mengalami. Nama Subianto yang berada di belakang Prabowo, ibarat chips atau prosesor yang bakal bekerja dalam seluruh jiwa dan raga Prabowo Subianto.
Baca Juga: Indah Putri Indriani Targetkan Tak Ada Lagi Desa Tertinggal di Lutra Tahun 2024
Coba baca sejarah pergerakan mahasiswa di Italia dan Jepang, bagaimana mahasiswa bekerjasama dengan Tentara Merah guna menculik, bahkan membunuh, para politisi. Tokoh-tokoh gerakan mahasiswa di negara-negara tersebut dipuja bagai mitos, dan tenu jadi pahlawan sepanjang masa, walau menggunakan penculikan -- bahkan pembunuhan -- sebagai senjata.
Kenapa?
Fasisme jauh lebih berbahaya dibanding apapun. Sulit dikalahkan, jika sudah menang dan menjadi ideologi satu bangsa. Jangankan satu bangsa atau negara menjalankan fasisme, bahkan satu orang saja, sudah jadi semacam virus yang nanti bisa mengubah manusia menjadi mayat hidup. Sebab, fasisme tak (hanya) tumbuh di kalangan militer atau purnawirawan militer, tetapi terlebih-lebih lagi di kalangan sipil yang terbawa karakter dewa-dewa salam mitologi Yunani.
Fasisme yang tentu berbeda dengan tumbuhan epifit, yakni jenis tumbuhan yang memerlukan tumbuhan lain sebagai penopang, namun tidak merugikan inangnya.
Baca Juga: Gaduh Soal Zonasi Sekolah, Hetifah Desak Nadiem Makarim Bentuk Satgas PPDB
Ketika sejumlah aktivis, pemikir, atau kaum cendekiawan yang satu angkatan di atas saya, seperti Ichsan Loulembah, Nirwan Arsuka, dan Rahardjo Waluyo Jati, meninggal dunia, saya tak henti mengusap air mata. Dalam chatting dengan seseorang, saya tentu menyampaikan pendapat. Satu meninggal, Sunattulah. Dua meninggal, kebetulan. Tiga orang meninggal, sudah bisa jadi data. Sebab, ketiga tokoh itu terkena serangan jantung dalam waktu yang tak kurang dari 10 hari.
Baik, saya tak hendak berspekulasi, apalagi menebar teori konspirasi. Apa yang berlangsung di seluruh dunia kini benar-benar sangat mencengangkan. Kudeta di Negieria, salah satunya. Belum lagi pergerakan pasukan angkatan laut Amerika Serikat ke arah teluk.
Sebab, angkatan laut Iran ditengarai sudah mengganggu dan mengintervensi minimal 20 lebih kapal dagang milik swasta. Dan, ujungnya, adalah torpedo air yang digunakan angkatan laut Tiongkok terhadap kapal Philipina. Andai Kardinal Jaime Sin yang berdarah Tionghoa itu masih hidup, saya meyakini bakal ada -- minimal -- perlawanan aksi massa di jalanan utama Manila.
Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing, Supian HK Minta Pemuda Kalsel Lebih Kreatif dan Berakhlak
Hendrik Kwok yang kni jadi Pastor dan Coen Husein Pontoh, begitu juga Dono Widiatmoko, Rully Manurung, Anas Alamudi, dan sebagian nama dari kalangan aktivis mahasiswa intra dan ekstra kampus 1990an yang kini berada di luar negeri, barangkali ikut memperhatikan itu.
Bukan hanya Philipina yang kini bak negara lepra, tetapi merambah ke Thailand, Myanmar (Burma), dan Kamboja, dengan kasus (semacam) fasisme yang berbeda. Demokrasi tak dikehendaki oleh -- terutama -- kalangan militer. Kamboja lebih ajaib lagi, hanya menyertakan satu partai dalam pemilihan umum.
Baik, saya berhenti di sini dulu. Hari ini mestinya saya menulis tentang Hadir Runing, alias Rabu Kuning. Tapi tak apa, saya jarang sekali menulis nama Prabowo Subianto. Sekali menulis tahun 2019, langsung dapat Juara 1 dari Kompasiana dengan honor Rp. 1,5 Juta dipotong pajak.
Baca Juga: Soal Isu Foto Bugil Miss Universe Indonesia, Hetifah: Bisa Dituntut Pelecehan Seksual!
Biar tulisan ini tidak terlalu dini diumumkan sebagai juara, saya cicil saja. Sudah pasti saya akan menulis tentang Ganjar Pranowo, berhubung tulisan saya tentang Anies Baswedan malah sudah dicetak menjadi buku.
Rabu Kuning, Markas Sang Gerilyawan Nusantara, 09 Agustus 2023
Oleh Indra J Piliang
Panglima Besar Sang Gerilyawan Nusantara
24 Juli 2023
Berita Golkar - Komentar-komentar Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan terhadap pertanyaan presenter Rosi Silalahi pada acara ROSI di KompasTV menjadi sorotan berbagai media masa beberapa hari terakhir dengan berbagai bagian dan sudut pandang.
Selain itu juga menjadi perbincangan hangat diantara kader partai politik karena dalam wawancara tersebut membahas Koalisi Perubahan pendukung Capres Anies, dan membahas hubungan Presiden Jokowi dengan Ketum NasDem Surya Paloh, juga membahas Agus Yudhoyono Ketum Partai Demokrat yang oleh pak jenderal purnawirawan ini disebut ‘Kampungan’.
Dan tentu saja menjadi perbincangan para kader Partai Golkar karena temanya yang memancing penasaran yaitu Munaslub dan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Caketum Partai Golkar. Urusan NasDem, Anies dan Ketum Partai Demokrat Agus Yudhoyono yang disebut Kampungan biar dibahas kader partai-partai yang disebut.
Baca Juga: Panggah Susanto: Partai Golkar Jateng Solid Kawal Munas di Tahun 2024
Saya sebagai kader Partai Golkar akar rumput tentu lebih tertarik membahas pernyataan Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Bapak Luhut Binsar Pandjaitan berkaitan dengan Partai Golkar yang penuh dengan ‘PARADOKS’.
Selama ini ada anggapan atau desas-desus bahwa Ketum Airlangga Hartarto menjadi Ketum di Munas 2019 secara aklamasi karena campur tangan Pak Luhut atau istana tetapi kenapa sekarang Pak Luhut mau jadi Caketum sebelum pemilu padahal jadwal Munas masih tahun 2024 atau setelah perhelatan Pemilu?
Apakah ini bukanlah sebuah Paradoks? kalau Ketum Airlangga tidak dalam kendali istana atau Pak Luhut sehingga perlu digusur?
Kemudian Paradoks berikutnya adalah Pak Luhut bersedia dicalonkan sebagai Ketum Partai Golkar dengan 2 syarat yaitu tidak berkelahi dengan Ketum Airlangga dan tidak mau pakai main Uang.
Baca Juga: Yasril Ananta Baharuddin: Orang Yang Ingin Munaslub, Berpotensi Hancurkan Partai Golkar
Ini menjadi Paradoks karena kalau mau jadi calon ketum sekarang maka melalui Munaslub dan berarti itu berkelahi dengan Ketum Airlangga karena Pak Airlangga Hartarto persilahkan yang mau jadi ketum Partai Golkar melalui Munas di 2024.
Kemudian 38 atau semua DPD I Partai Golkar kompak mendukung Pak Airlangga Hartarto lalu apa yang membuat mereka berbalik arah dalam waktu singkat kalau bukan main Uang dan ini ditolak Pak Luhut karena beliau tidak mau main Uang.
Kemudian sebagai jendral senior beliau sangat berpengalaman dalam pertempuran. Dan jendral senior tidak mungkin memulai pertempuran jika tidak yakin menang.
Baca Juga: Taufan Pawe Gelar Konsolidasi Pemenangan Partai Golkar Pangkep
Inilah kenapa beliau tidak mau campur tangan dalam urusan Munaslub, maka ketika beliau diminta jadi caketum oleh kelompok yang berseberangan dengan ketum Airlangga beliau minta kelompok ini buktikan kemampuannya menggulingkan Airlangga.
Pak Luhut Binsar Pandjaitan tidak mau ‘terjebak’ seperti Pak Moeldoko yang diminta sebagian kader Partai Demokrat menggusur AHY dari kursi ketua umum, tapi kursi ketum yang didapat Pak Moeldoko cuma imitasi akhirnya Pak Moeldoko cuma jadi olok-olok dan tertawaan orang terjebak disana tidak bisa mundur atau istilah orang Solo, mundur isin. Pak Luhut tentu tidak mau itu terjadi juga kepada beliau.
Maka ketika diminta konfirmasi oleh presenter ROSI apakah Pak Luhut otak dibalik penggulingan ketum? Beliau dengan tegas menjawab, ‘Ngaklah Ros..utk apa sih kepentingan saya disitu, saya mau apalagi sih? Kalau saya menjadi ketum Golkar Apa saya mau jadi Calon Presiden? wakil presiden? PASTI TIDAK..mau jadi menteri? Pasti TIDAK’, jawab Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca Juga: Survei TBRC: Jika Pemilu Digelar Hari Ini Airlangga Hartarto dan Partai Golkar Unggul
Sementara media dan kader-kader pendukung Munaslub menggoreng bahwa Luhut akan menggulingkan Ketum Airlangga Hartarto, bahkan Rosipun sangat presenter acara tersebut yang meminta Airlangga Hartarto diganti dengan alasan kurang sosialisasi karena sibuk mendampingi Presiden, og penggantinya Menko Luhut yang juga super sibuk dan banyak kerjaan juga.
Kemudian pernyataan Pak Luhut yang menyebut “Kita enggak boleh, ini partai nomor dua loh. Kita ini jadi seperti jual diri ke mana-mana,” kata Luhut dalam tayangan Youtube Kompas TV Program ‘ROSI’. Ini adalah penyataan Paradoks sebenarnya, ini bisa ditujukan ke partai lain agar mereka ingat kembali karena mungkin mereka lupa, kalau Partai Golkar punya mesin politik dalam kondisi sesulit apapun ngak pernah terlempar dari 3 besar, apalagi pilpres kali ini bersamaan dengan pileg.
Siapapun yang maju di pilpres dan koalisi apapun butuh akan mesin Partai Golkar yang terdiri dari para fungsionaris dan timses para caleg dari Partai Golkar yang terbukti pada pileg 2019 pasca dualisme dan ketumnya Setya Novanto terjerat kasus di KPK, Partai Golkar masih memperoleh 85 Kursi DPR RI.
Bandingkan dengan kondisi saat ini dimana Partai Golkar sedang KOMPAK dan tidak terlililit masalah dualisme. Tentulah dalam pilpres mesin Partai Golkar akan sangat dibutuhkan sebagai boster kemenangan Capres, apalagi dengan adanya 3 Capres siapapun yang berkoalisi dengan Partai Golkar itu yang memiliki probalitas kemenangan paling besar.
Kalaupun tidak berkoalisi di putaran pertama setidaknya tidak dianggap ‘LAWAN’ oleh Partai Golkar karena pilpres 2024 diprediksi akan ada 2 putaran, sehingga pada putaran kedua bisa menarik partai golkar dan mendulang suara partai golkar dengan catatan Capres Partai Golkar rontok diputaran pertama.
Kembali ke Laptop, eh Ketua Wanhat Luhut Binsar Pandjaitan yang memiliki kebijaksaan dan yang dihormati dan dikagumi kader-kader muda Partai Golkar, seperti diketahui saat ini tersisa 3 (jendral) di era Presiden Soeharto yang masih memiliki pengaruh dan peran di perpolitikan masa kini secara nyata, pasca 25 tahun Reformasi.
Baca Juga: Ahmad Doli Kurnia Minta Kader Golkar Bali Kawal Implementasi UU Nomor 15 Tahun 2023
Yaitu Pak Prabowo dengan partai Gerindra, Pak SBY dengan Partai Demokrat dan Pak Luhut dilingkaran kekuasaan Presiden Jokowi dimana menurut Pak Luhut, Pak Jokowi memiliki peran sangat sentral di pemilu kali ini, kalau saja Pak Jokowi memihak kepada salah satu kandidat maka Game Over (permainan selesai) sebut Pak Luhut.
Pak Luhut tentu tidak ingin menodai catatan prestasi dan kemenangan beliau dalam setiap pertempuran maupun percaturan politik, dimasa senja beliau tidak mungkin mau dikenal sebagai Jenderal pecundang, apabila berhadap-hadap dengan kader-kader muda Partai Golkar sekedar rebutan jabatan Ketum Partai Golkar yang apabila menang pun Pak Luhut sudah wajar kalau menang tapi jika kalah maka ini sangat memalukan, istilah orang Jawa: ‘Menang Ora Kondang, Kalah Ngisin-isini’
Maka langkah yang logis Pak Luhut adalah membantu kami memenangkan Ketum Partai Golkar di Pilpres 2024, karena tenaga, pikiran, pengalaman dan nasihat Pak Luhut sangat kami perlukan dan akan menjadi cambuk bagi kami untuk tetap berjuang untuk kemenangan Partai Golkar di perhelatan pileg, pilpres dan pilkada serentak, tak ada lagi waktu dan energi yang harus terbuang untuk ambisi munaslub.
Baca Juga: Wagubsu Musa Rajekshah Harap Indonesia Jadi Pusat Industri Halal Dunia
Karena tidak ada cara lain untuk menaikkan jumlah kursi di parlemen untuk Partai Golkar kecuali mengajukan kadernya ikut kontestasi Pilpres baik berkoalisi dengan salah satu koalis yang sudah ada ataupun membentuk Poros Keempat dan itu bukan hal yang mustahil.
Dan kelak Pak Luhut akan tetap ingat dan kenang sebagai Jendral legend , teladan dan panutan kami, pemimpin yang tidak mementingkan jabatan dan ambisi pribadi.
Partai Golkar hanya butuh Kompak untuk menang. Seperti Pak Luhut sampaikan: ‘saya pikir, saya lihat teman-teman di Golkar itu orangnya baik-baik og, hebat-hebat, intelektualnya bagus, dikompakin aja. Jadi Pak Airlangga dikompakin aja’
Sukoharjo, 24 Juli 2023
Muhammad Rodhi Mu’amari
Pemred Rakyatmenilai.com {RM}
17 Juli 2023
Berita Golkar - Ketua Umum Partai Golkar yang sekaligus menjabat sebagai Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menjadi menteri dari Partai Golkar, yang paling banyak mendapat publikasi pemberitaan sepanjang bulan Juni 2023. Partai Golkar sendiri memiliki lima pos menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Pertama tentunya adalah Airlangga Hartarto sebagai Menko Perekonomian. Ia menjabat sebagai Menko Perekonomian sejak awal kabinet ini terbentuk setelah sebelumnya di Kabinet Kerja, Airlangga Hartarto duduki pos jabatan sebagai Menteri Perindustrian RI. Airlangga Hartarto menjadi tulang punggung perekonomian di dua periode kepemimpinan Presiden Jokowi atas kapasitas dan kapabilitasnya mengelola ekonomi Indonesia.
Kinerjanya tidak main-main, ia berhasil menstabilkan bahkan tetap menjaga laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di saat negara lain terimbas krisis akibat dari adanya pandemi Covid-19. Untuk bulan Juni 2023, Airlangga Hartarto memiliki jumlah pemberitaan sebanyak 5.712 berita.
Baca Juga: Tolak Munaslub, Syamsuar: Golkar Riau Komitmen Jaga Konsentrasi dan Soliditas Jelang Pemilu 2024
Jumlah tersebut sekaligus menjadikan Airlangga Hartarto sebagai tokoh Partai Golkar yang paling banyak mendapatkan pemberitaan sepanjang Juni 2023. Figur Airlangga Hartarto bisa dikatakan sebagai Key Opinion Leader utama dari Partai Golkar. 5.712 jumlah pemberitaan yang dimiliki Airlangga Hartarto menghasilkan reach yang sangat besar yakni sebanyak 52,1 juta jangkauan. Untuk tone atau sentimen yang terbentuk pun cukup bagus, yakni 81,1% positif dan 18,9% negatif.
Pemberitaan terkait Airlangga Hartarto antara lain adalah spekulasi Airlangga Hartarto sebagai Cawapres dari Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan. Nama Airlangga Hartarto semakin masif diberitakan berpotensi menjadi Cawapres dari ketiga figur Capres di atas. Selain itu, pertemuan Airlangga Hartarto dan Sandiaga Uno saat pertandingan bola Timnas Vs Argentina juga menjadi pemberitaan yang disukai.
Sebagai Menko Perekonomian, pemberitaan mengenai Airlangga Hartarto adalah tentang peresmian rumah sakit internasional di Depok yang dilakukan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Lalu ada pula pemberitaan tentang pelaporan Airlangga Hartarto mengenai perkembangan peserta Kartu Prakerja yang mencapai 17 juta orang.
Baca Juga: Meutya Hafid: Perkembangan Era Digital Bisa Jadi Strategi Kuatkan Ekonomi RI
Di posisi kedua, terdapat nama Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan. Di Partai Golkar, Luhut Binsar menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat. Untuk Juni 2023, Luhut Binsar Panjaitan, mendapatkan publikasi pemberitaan sebesar 4.053 berita. Berbeda dengan Airlangga Hartarto yang konten pemberitaannya berimbang antara aktivitas di kabinet dan Partai Golkar, pemberitaan mengenai Luhut didominasi kinerjanya sebagai Menko Marves.
4.053 pemberitaan mengenai Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan tersebut menghasilkan 45,7 juta jangkauan. Sayangnya, untuk Juni 2023 Luhut Panjaitan mencetak tone negatif atas persepsi pemberitaan mengenai dirinya, dengan ukuran 19,7% positif dan 80,3% negatif.
Pemberitaan mengenai Luhut Binsar diantaranya adalah sikap Luhut Panjaitan yang dengan tegas menolak rencana impor KRL bekas dari Jepang. Komentar Luhut mengenai pengawas asing di proyek IKN juga turut disorot. Pernyataannya terkesan membela para pengawas asing di proyek IKN hingga pemberitaan membentuk tone negatif.
Baca Juga: Bupati Dico Ganinduto Hadiri Pembukaan Pabrik Baterai Mobil Listrik di Kendal
Menteri Kabinet Indonesia Maju dari Partai Golkar ketiga yang mendapatkan publisitas pemberitaan terbesar adalah Menpora RI, Dito Ariotedjo. Pria berusia 32 tahun ini merupakan sosok baru di Kabinet Indonesia Maju. Meski ia baru dilantik pada 3 April tetapi kinerjanya langsung mendapat banyak apresiasi dan sorotan dari publik.
Pada bulan keduanya bekerja sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga RI menggantikan Zainudin Amali, Dito Ariotedjo mendapatkan jumlah pemberitaan sebesar 1.699 berita dengan capaian jangkauan mencapai 16,8 juta reach. Sedangkan untuk sentimen yang terbentuk tone positif bagi Dito Ariotedjo tampak mendominasi, besarannya adalah 93,2% positif dan 6,8% negatif.
Pemberitaan mengenai Dito Ariotedjo antara lain adalah tentang komentarnya mengenai rencana renovasi JIS (Jakarta International Stadium) yang sempat menjadi polemik publik. Selain itu, ada pula pemberitaan Dito Ariotedjo mengenai pertandingan Indonesia Vs Argentina.
Baca Juga: Khas Sunda, Ridwan Kamil Akan Beri Hadiah Orang Tua Yang Beri Nama Anaknya Asep
Menteri Kabinet Indonesia Maju dari Partai Golkar yang paling banyak mendapatkan pemberitaan di posisi selanjutnya adalah Menteri Perindustrian RI (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita.
Sepanjang Juni 2023, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar tersebut mendapatkan jumlah pemberitaan sebanyak 652 pemberitaan dan menghasilkan reach sebesar 7,04 juta jangkauan. Sentimen yang terbangun atas diri Menperin pada Juni 2023 didominasi tone yang positif dengan raihan 87,5% positif dan 12,5% negatif.
Pemberitaan mengenai Agus Gumiwang Kartasasmita didominasi oleh peringatan yang dikeluarkan Menperin Agus Gumiwang atas menurunnya PMI dan IKI RI yang mengindikasikan datangnya era tantangan suplai. Selanjutnya mengenai pernyataan Menperin Agus Gumiwang tentang membanjirnya produk impor keramik China yang membuat pengusaha lokal kesulitan bersaing.
Baca Juga: AMPG Sumut Komitmen Dukung Airlangga Hartarto Capres Partai Golkar
Kelima ada nama Jerry Sambuaga, yang menjabat sebagai Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI. Ketua Umum DPP AMPI ini pada Juni 2023 mendapat 293 pemberitaan. Pemberitaan yang dihasilkan oleh Jerry Sambuaga mencatatkan reach sebesar 2,7 juta jangkauan. Untuk sentimen yang terbentuk, Jerry Sambuaga mencatatkan 66,7% positif dan 33,3% negatif.
Pemberitaan mengenai Jerry Sambuaga di antaranya adalah tentang komentarnya mengenai UU anti deforestasi Eropa yang membuat komoditas sawit RI dalam situasi sulit. Lalu tentang kegiatan Jerry Sambuaga sebagai Ketua Umum DPP AMPI yang menyambut kehadiran pemuda demokratik Korea untuk mempelajari bagaimana ekosistem politik dan kepemudaan di Indonesia.
Demikianlah 5 menteri dari Partai Golkar yang berkarya di Kabinet Indonesia Maju. Daftar ini bisa berubah pada bulan-bulan berikutnya, tergantung bagaimana kinerja para menteri disorot oleh media pemberitaan. Selamat untuk Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menjadi yang terpopuler untuk bulan Juni 2023. Semoga Airlangga Hartarto semakin dikenal oleh publik dan kinerjanya dirasakan oleh khalayak rakyat Indonesia.
Baca Juga: Hetifah Apresiasi Wujud Kearifan Lokal Borneo di Acara Fashion Bration Kaltim Fair
5 Menteri Partai Golkar Terpopuler di Kabinet Indonesia Maju Berdasarkan Kuantitas Pemberitaan Periode Juni 2023:
Airlangga Hartarto
Menko Perekonomian RI
Total: 5.712 pemberitaan
Reach: 52,1 juta jangkauan
Tone: 81,1% positif, 18,9% negatif
Luhut Binsar Panjaitan
Menko Marves RI
Total: 4.053 pemberitaan
Reach: 45,7 juta jangkauan
Tone: 19,7% positif, 80,3% negatif
Dito Ariotedjo
Menpora RI
Total: 1.699 pemberitaan
Reach: 16,8 juta jangkauan
Tone: 93,2% positif, 6,8% negatif
Agus Gumiwang Kartasasmita
Menteri Perindustrian RI
Total: 652 pemberitaan
Reach: 7,04 juta jangkauan
Tone: 87,5% positif, 12,5% negatif
Jerry Sambuaga
Wakil Menteri Perdagangan RI
Total: 293 pemberitaan
Reach: 2,7 juta jangkauan
Tone: 66,7% positif, 33,3% negatif
08 Juli 2023
Berita Golkar - Daerah Pemilihan (Dapil) Jabar VII yang meliputi Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta merupakan Dapil neraka khususnya dalam perebutan kursi DPR RI. Terdapat total kuota 10 kursi DPR RI yang tersedia dari Dapil ini dan diperebutkan oleh ratusan Caleg dari 18 partai politik peserta Pemilu 2024. Pada Pemilu 2019 lalu, Dapil Jabar VII ini didominasi oleh Partai Golkar dan Partai Gerindra yang masing-masing mendapatkan dua kursi DPR RI.
Partai Golkar diisi oleh nama Dedi Mulyadi dan Puteri Komarudin, sementara kursi DPR RI Partai Gerindra dikuasai oleh Obon Tabroni dan Putih Sari. Sisanya, masing-masing partai, PKB, PKS, PAN, PDIP, Nasdem dan Demokrat hanya mendapatkan satu kursi DPR RI. Berdasar data empiris, Dapil Jabar VII ini bisa dibilang merupakan lumbung suara Partai Golkar.
Sejak Pemilu 2004 sampai 2019 yang lalu, Partai Golkar selalu berhasil memboyong dua kursi DPR RI terlepas dari siapa pemenang Pemilu pada saat itu. Namun bisa jadi berbeda cerita di Pemilu 2024, kekuatan Partai Golkar di Dapil Jabar VII diuji dengan perubahan komposisi Caleg DPR RI menyusul kepindahan Dedi Mulyadi ke Partai Gerindra. Bagaimana kemungkinannya? Mungkinkah Partai Golkar bisa pertahankan raihan dua kursi DPR RI di Dapil ini?
Baca Juga: Survei SMRC: Ganjar-Airlangga Hartarto Ungguli Prabowo-Muhaimin
Analisis
Dengan hengkangnya Dedi Mulyadi, jelas ancaman menurunnya suara Partai Golkar terpampang di depan mata. Tapi seperti yang sudah pernah dijelaskan oleh Achmad Taufan Soedirjo bahwa Partai Golkar bukanlah entitas politik yang bertumpu pada kekuatan figur. Partai ini telah jauh lebih modern dengan sistem kaderisasi yang telah mengakar hingga di tingkat desa.
Achmad Taufan Soedirjo sendiri merupakan Caleg Partai Golkar Dapil Jabar VII. Sama seperti kami, ia juga merasa optimis bahwa partai yang telah membesarkan dirinya ini mampu berbicara banyak di Pemilu 2024 meski telah ditinggal oleh figur potensial seperti Dedi Mulyadi.
Saat ini kondisi Partai Golkar memang sedikit berat, Partai Golkar Kabupaten Purwakarta masih belum optimal sepeninggal Ketua DPD, Maula Akbar yang ikut hengkang bersama Dedi Mulyadi ke Partai Gerindra. Tetapi tak ada gerbong besar Partai Golkar yang ikut hengkang bersama keduanya. Jejaring Partai Golkar dari tingkatan DPD hingga PK dan PD masih solid di bawah naungan beringin.
Baca Juga: 34 Juta Data Paspor WNI Bobol, Bobby Rizaldi Desak RUU Keamanan Siber Segera Dibentuk
Sementara itu, Partai Golkar Kabupaten Bekasi juga belum menemukan bentuk terbaik setelah kehilangan dua figur sentral mereka, Neneng Hasanah Yasin dan Eka Supria Atmaja. Meski begitu, figur pengganti Achmad Marjuki bukanlah sosok sembarangan, ia adalah orang yang berpotensi mengembalikan kejayaan Partai Golkar di Kabupaten Bekasi. Perlahan tapi pasti, kini Golkar Kabupaten Bekasi mulai mendapatkan kestabilannya.
Dengan kondisi tersebut, otomatis hanya Partai Golkar Karawang di bawah kepemimpinan Ketua DPD, Sukur Mulyono yang secara efektif berada dalam kestabilan kepengurusan. Tetapi jika hanya bertumpu pada Kabupaten Karawang di Pemilu 2024, tentu kita harus bersiap dengan hasil terburuk yang bisa diterima, yakni hanya mendapat satu kursi DPR RI.
Figur Potensial
Menilik kekuatan Partai Golkar di masing-masing DPD yang berada dalam Dapil Jabar VII bukanlah satu-satunya indikator untuk menakar kemampuan mendapatkan kursi DPR RI dari Dapil ini. Paling penting adalah bagaimana komposisi Caleg yang akan bertarung di Dapil Jabar VII ini.
Baca Juga: Meutya Hafid Minta Pemerintah dan Aparat Kedepankan Negosiasi Dalam Pembebasan Pilot Tersandera KKB
Peta kekuatannya saat ini, Partai Golkar hanya memiliki satu Caleg DPR RI incumbent, yakni Puteri Komarudin. Pada Pemilu 2019 lalu, Puteri Komarudin memiliki bekal sebesar 70.164 suara. Dengan jumlah total suara sebanyak 4,41 juta, ‘harga’ satu kursi DPR RI dengan metode BPP (Bilangan Pembagi Pemilih) di Dapil Jabar VII cukup tinggi, yakni sebesar 441.000 suara.
Artinya, suara yang dimiliki Puteri Komarudin secara individu belum cukup aman untuk mendapatkan satu kursi DPR RI. Skema BPP itu belum mencakup dengan skenario parliamentary threshold, jumlah suara sah, dan sebagainya.
Sedangkan untuk Bacaleg Partai Golkar yang akan bertarung di Dapil Jabar VII, kami menemukan terdapat 9 orang yang telah mendaftarkan diri. Selain Puteri Komarudin, ada pula nama Achmad Taufan Soedirjo, Dadang S. Muchtar, Rina Dwi Andini, Mascot Siregar, Rekson Silaban, Almaida Rosa Putra, Asep Surya Atmaja, dan Faula Fardhotin Rosiyanti.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRA Aceh, TR Keumangan Ajak Semua Pihak Dukung Pj Gubernur, Achmad Marzuki
Jika menilik nama-nama tersebut, ada beberapa yang masih dapat ditelisik keberadaannya di media dan sarana publikasi secara online, baik rekam jejak maupun latar belakangnya sehingga dapat diukur seberapa berpotensi figur-figur tersebut untuk unggul di Pemilu 2024 nanti.
Ada nama Achmad Taufan Soedirjo, Dadang S. Muchtar, Rekson Silaban, Almaida Rosa Putra dan Asep Surya Atmaja cukup mudah ditemukan profilnya. Achmad Taufan Soedirjo misalnya, ia adalah cukup masif dalam pemberitaan. Setiap kali turun ke Dapil untuk sosialisasi mengenai dirinya, Achmad Taufan Soedirjo selalu membagikan ke media sosial miliknya pribadi, potret dokumentasi pun tak luput dari pemberitaan.
Kami mendapati Achmad Taufan Soedirjo sudah masif turun ke Kabupaten Karawang, Bekasi dan Purwakarta selama tiga tahun terakhir. Beberapa kegiatan pun dilaksanakannya, seperti temu relawan, peresmian posko pemenangan di Karawang dan Bekasi, santunan anak yatim, pemberian hewan kurban, pengobatan gratis, dan kegiatan lainnya.
Baca Juga: Bamsoet Dorong Penguatan Posisi dan Kinerja Ombudsman RI
Di internal DPP Partai Golkar pun posisi Achmad Taufan Soedirjo cukup kuat. Ia adalah figur politisi muda yang tanpa cela. Loyalitasnya telah teruji kala melakukan pembelaan terhadap kepentingan politik Partai Golkar dan Ketua Umum Airlangga Hartarto di tingkat nasional. Sebagai Waketum PP AMPG dan Wakil Ketua Umum Ormas MKGR, organisasi pendiri Partai Golkar, Achmad Taufan Soedirjo juga memiliki basis massa yang konkret di masing-masing kabupaten.
Keberadaan Achmad Taufan Soedirjo bisa jadi pembeda dan penyegar di Dapil Jabar VII. Ia adalah figur yang bagi redaksi Golkarpedia bisa menjadi pengganti bagi sosok Dedi Mulyadi. Semangat serta gerak langkahnya yang masih jauh bisa membuat jangkauannya tak terbatas terhadap pemilih. Tapak kaki Achmad Taufan Soedirjo di Karawang dan Bekasi terekam jelas di berbagai media. Ia tak terhalang ego sektoral para pemilih.
Selain Achmad Taufan Soedirjo, ada pula nama Dadang S. Muchtar. Figur ini sebenarnya cukup kuat, pada masanya. Ia adalah mantan Bupati Karawang dan pernah duduk di kursi DPR RI pada periode 2014-2019. Tetapi ia sudah senja, kekuatan basis massanya pun hanya berada di Kabupaten Karawang.
Baca Juga: Akhmad Marjuki Targetkan Partai Golkar Kabupaten Bekasi Raih 14 Kursi DPRD di Pemilu 2024
Selanjutnya Rekson Silaban, namanya memang cukup mudah ditemukan. Pada laman wikipedia, Rekson Silaban diketahui merupakan aktivis buruh dan pernah pula menjabat sebagai Dewan Pengawas BPJS Kesejahteraan pada periode 2016-2021. Tetapi posisinya sulit untuk Pemilu 2024.
Suara buruh yang mungkin bisa diandalkan oleh Rekson Silaban akan terpecah. Buruh memiliki figur Obon Tabroni dari Partai Gerindra dan Rieke Diah Pitaloka dari PDIP yang juga concern terhadap persoalan tenaga kerja. Selain itu, keberadaan Partai Buruh di Pemilu 2024 diyakini akan membuat suara buruh di tiga daerah industri Dapil Jabar VII terbelah secara terstruktur.
Dua nama terakhir, Almaida Rosa Putra dan Asep Surya Atmaja bisa jadi kambing hitam. Almaida Putra merupakan anggota DPRD Provinsi Jabar incumbent, ia juga merupakan suami mantan Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin. Sementara Asep Surya Atmaja adalah anggota DPRD Kabupaten Bekasi incumbent dan merupakan adik kandung dari mantan Bupati Bekasi, Almarhum Eka Supria Atmaja.
Baca Juga: Gubri Syamsuar Terkejut Harga Sawit di Tanjung Medan Lebih Rendah Dari Rata-Rata Harga di Riau
Keduanya bisa jadi akan memperebutkan ceruk suara yang sama di Kabupaten Bekasi, basis suara keduanya tak berbeda, ada di sekitar Cikarang Raya, Utara Kabupaten Bekasi dan daerah Selatan yang menjadi basis suara Neneng Yasin sewaktu memimpin Kabupaten Bekasi.
Tetapi langkah keduanya bakal sulit menyusul ketiadaan figur utama, berbeda saat Pemilu 2019, di Pemilu 2024, baik Neneng Yasin dan Eka Supria Atmaja jelas tak mungkin mendukung keduanya secara langsung untuk berkontestasi secara politik sebagai Caleg DPR RI dari Partai Golkar.
Pada akhirnya, kami berpendapat dua kursi masih mungkin didapatkan oleh Partai Golkar, dengan catatan, Puteri Komarudin bisa menaikkan jumlah suaranya sampai 100 ribu suara lebih sementara kursi kedua bisa mendapatkan lebih dari 50 ribu suara. Suara partai dan dukungan Caleg lain pun harus masif.
Jika pada Pemilu 2019, Partai Golkar mendapatkan total suara 523.248 maka di Pemilu 2024 partai berlambang beringin ini jangan sampai turun di bawah 500 ribu suara apabila ingin mempertahankan raihan dua kursi DPR RI yang selalu didapatkan Partai Golkar sejak Pemilu 2004. Puteri Komarudin dan Achmad Taufan Soedirjo bisa jadi figur yang diandalkan di Dapil ini. {redaksi}
Capres Golkar 2024, Siapakah yang akan menjadi calon presiden partai golkar 2024. Partai Golkar tentu akan sangat berhati hati dalam menentukan siapa yang akan mejadi pasangan capres dan cawapres yang diusung oleh Golkar